Jakarta, NU.Online
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merasa "bingung’ ke mana akan menjual kelebihan beras sekitar 200.000 ton yang saat ini berada di gudang.
Kepala Badan Urusan Ketahanan Pangan Daerah (BUKPD) NTB, Ir Muzani Murza kepada wartawan di Mataram, Sabtu menjelaskan, beras tersebut tidak bisa dijual karena daerah lain seperti Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah ’dipenuhi’ oleh beras impor.
<>Pada tahun-tahun sebelumnya kelebihan beras sekitar 200.000 ton tersebut dipasarkan ke luar daerah, seperti Bali, NTT bahkan DKI Jakarta. "Kita telah berupaya menghubungi sejumlah pengusaha di berbagai daerah termasuk Jakarta, namun harganya sangat murah kurang dari Rp2.000 per kg," ujarnya.
Beras di NTB sekarang ini menumpuk di mana-mana dan harga sangat murah sebesar Rp1.800 per kg. Dengan harga ini pun masih belum laku juga. Seharusnya harga beras bisa naik mencapai lebih dari Rp3.000
per kg, tetapi kenyataannya tidak naik-naik.
Produksi padi NTB tahun 2003 diperkirakan 1,4 juta ton
gabah kerign giling (GKG), jika dijadikan beras akan setara dengan 700.000 sampai 800.000 ton, sementara kebutuhan konsumsi hanya sekitar 500.000 ton.
"Walaupun sekarang ini NTB dilanda kekeringan, namun hingga sekarang belum terdengar ada masyarakat yang kekurangan pangan," katanya.
Menyinggung Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun 2003, dia mengatakan untuk tingkat Provinsi NTB akan dipusatkan di Kabupaten Sumbawa.Kegiatan yang dilakukan antara lain memberikan bantuan
makanan pendamping air susu ibu (ASI) kepada keluarga miskin serta bantuan pangan untuk gizi buruk sebanyak 100 paket masing-masing bernilai Rp50.000.
"Selain itu, memberikan bantuan telur sebanyak 750 butir, 25 kg garam beryodium dan 15 stel pakaian seragam sekolah serta sepuluh dus mi instan kepada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)," katanya.(Cih)
Terpopuler
1
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
4
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
5
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
6
Pesantren Jawaban Kebutuhan Pendidikan Karakter dalam Dinamika Kota Global
Terkini
Lihat Semua