Warta

Nanti Malam Gus Dur Resmikan Museum NU

NU Online  ·  Kamis, 25 November 2004 | 06:42 WIB

Jakarta, NU Online
Jika anda merasa sebagai bagian dari warga Nahdatul Ulama (NU),  anda tidak perlu lagi bingung untuk mengenali diri anda sebagai orang NU. Karena jejak-jejak sejarah tentang terbentuknya NU, bukti-bukti perjuangannya dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia dan simbol-simbol kebesaran dari organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu dapat langsung disaksikan dalam peresmian pembukaan Museum NU nanti malam di Surabaya.

Pembangunan Museum NU memang sudah menjadi gagasan lama. Bangunan berbentuk bundar seluas 1000 M2, di atas tanah seluas 3000 M2 itu menjadi penting manfaatnya bagi masyarakat khususnya warga Nahdiyin.

<>

Menurut  salah seorang penggagas dan pendiri Museum NU Haji Choirul Anam, pembangunan Museum NU sangat besar artinya bagi masyarakat, khususnya warga Nahdiyin. “Sebagai warga dari Ormas Keagamaan terbesar, warga NU membutuhkan simbol-simbol kebesaran dari organisasi yang diikutinya. Karena tanpa itu, mereka akan bertanya-tanya, kalau NU itu gedhe (besar: Red.), buktinya apa? Nah, dengan pembangunan museum ini, mereka akan dapat menyaksikan bukti-bukti kebesaran dan identitas sejarah terbentuknya NU,”jawab tokoh dan politisi NU Jawa Timur ini via handphone kepada NU Online, Kamis (25/11).

“Dengan melihat langsung spesifikasi (karakter khas:Red.) dari pendiri dan pemimpin NU dari mulai Mbah Hasyim Asyari hingga Pak Hasyim Muzadi, dan pejuang-pejuang terdahulu seperti apa, sekarang seperti apa, dan di masa yang akan datang akan bagaimana, di situ pentingnya warga NU mengenal sejarahnya,”kata tokoh NU yang biasa dipanggil dengan Cak Anam ini.

Cak Anam pun mengimbuhkan, bahwa dengan mengenal identitas, karakter sejarah organisasi dan para pemimpinnya, maka generasi yang akan datang dapat mengetahui dan mengenal bahwa tidak sembarangan orang akan dapat menjadi pemimpin NU, kecuali mereka yang berkarakter.

Benda-benda yang akan dapat dilihat langsung di Museum NU, kata Cak Anam, meliputi benda-benda bersejarah yang pernah dipakai para kyai dan para pejuang Nahdiyin dalam masa-masa perjuangan pergerakan nasional dan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, kata Cak Anam, disimpan pula di Museum NU dokumen-dokumen sejarah pendirian jam’iyah NU, kitab-kitab kuno yang ditulis para kyai salaf dalam abad pertengahan, juga kyai-kyai NU, dan alat-alat kesenian  yang dibuat dan digunakan warga NU dalam acara-acara religius.

Rencananya, menurut Cak Anam, di dalam museum yang berlantai tiga yang terletak di Jalan Gayungsari Timur 35 Surabaya ini juga akan dipamerkan produk-produk perdagangan yang dihasilkan warga Nahdiyin yang sengaja untuk dijual kepada  pengunjung yang berminat.

Ketika ditanya mengenai biaya operasional dari Museum Nahdiyin ini, Cak Anam menjelaskan, bahwa Museum NU akan dibiayai dengan menggunakan sistem infak dari warga Nahdiyin dan para dermawan. Sedangkan untuk mengelolah museum yang pembangunannya menelan biaya Rp 2,9 miliar itu akan dipimpin seorang direktur yang saat ini sudah dipilih, yaitu Haji Muhibbin Zuhri,MA.

Menurut Cak Anam, Gus Dur akan meresmikan pembukaan Museum NU nanti malam di Surabaya, sedangkan peresmiannya akan dilakukan oleh Mbah Sahal (KH. AM. Sahaf Machfudz) dalam Muktamar NU XXXI di Asrama Haji Donohudan pekan depan.(Dul)