Warta MAULID NABI

Nahdliyin Diminta Perteguh Misi Nabi

Sel, 8 Februari 2011 | 20:27 WIB

Brebes, NU Online
Warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin diajak terus memperteguh penegakan misi perjuangan Rasulullah SAW. Pasalnya, era kini penuh dengan berbagai tantangan yang menjadikan visi nabi kian dilupakan bahkan ditinggalkan.

“Sebagai bukti cinta Nabi, kita harus mengembangkan visi nabi untuk menyelamatkan umat,” ujar Sekretaris Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Cabang Kabupaten Majalengka Jawa Barat KH Diding Misbahudin , saat mengisi tausiyah pada Peringatan Maulid Nabi dan Pelantikan Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU dan Ranting NU se-Kecamatan Larangan, di halaman SMK Maarif NU Larangan, Kab. Brebes, Ahad (6/2) lalu.<>

Menurut Diding, misi dakwah yang harus diteruskan ada tiga macam, pertama misi tilawah. Dikandung maksud kita harus mampu membaca ayat-ayat Allah SWT. Baik ayat qur’aniyah (tertulis dalam Al-Qur'an) maupun khauliyah (alam raya). Era sekarang tradisi membaca quran sudah makin tergusur oleh budaya menonton televisi. Meskipun dirumah kita hanya punya sebuah televisi, sedangkan Al-Qur'an yang kita miliki  5 buah, tetapi intensitas menonton televisi lebih dominan. 

Termasuk, kita tidak mampu membaca tanda-tanda alam. Ayat kauniyah ini harusnya kita baca melalui tafakur (berfikir). Kenapa terjadi banjir, gunung meletus, lumpur lapindo dan berbagai bencana. Peristiwa alam, untuk kita kaji dan dicarikan solusi sehingga bertambah keimanan dan tercipta ilmu pengetahuan dan teknologi. “Alam, harus kita hormati dan sayangi, bukan dibenci apalagi dipecundangi,” ucapnya.

Kedua, lanjutnya, adalah misi tazkiyah. Dalam misi ini kita harus membersih kemungkaran dan kemaksiatan. Amar maruf nahi mungkar. Sebab bila kita sudah dikepung dengan jinah dan riba maka Allah SWT menghalalkan bencana pada umat manusia.

Namun, untuk mewujudkan amar maruf nahi mungkar, Nahdlatul Ulama memiliki sikap yang bijak dan tidak frontal. Berdakwah harus dibedakan kepada umat dakwah dan umat ijabah. Sebagai contoh, bila anak kita yang berumur 7 tahun tidak mau sholat bisa kita gebuk. Tetapi sikap gebuk menggebuk tidak bisa diterapkan pada anak tetangga kita yang berumur 7 tahun karena lalai dalam sholatnya.

Dan misi ketiga, adalah misi takliman. Misi ini mengharuskan kita, bila sudah memiliki ilmu yang cukup untuk mengajarkan. Mengajarkan isi kandungan al quran dan as sunah. Proses pembelajaran harus terus digelorakan baik secara tradisional maupun modern. “Jangan sampai ketika kita memiliki ilmu yang cukup untuk taklim, terpaksa mundur lantaran tergiur harta,” pesannya.

Untuk itu, kepada pemerintah, Diding meminta kepada pemerintah agar senantiasa memperhatikan nasib guru. Terutama guru ngaji yang nasibnya belum mendapat perhatian yang layak. Mari kita sekolahkan anak-anak pada lembaga pendidikan agama agar menjadi generasi yang cinta Nabi. “Hanya generasi yang cinta Nabi yang bakal menjadi anak yang sholeh dan Sholeha,” pungkas Diding yang menjadi mubaligh cilik sejak usia 4 tahun itu.

Pelantikan dilakukan oleh Wakil Ketua PCNU Kab. Brebes Drs KH Sodikin Rahmat. Adapun yang dilantik Ketua Tanfidziyah MWCNU Larangan KH Nuridin, Sekretaris Niam Musomad MPd dan Bendahara K Sahidin. Sedangkan sebagai Rais Syuriyah MWCNU adalah KH Shohib.

Selain pengurus MWC, juga dilantik 15 Pengurus ranting. Mereka adalah pengurus yang mengalami masa pergantian. “Kalau jumlah ranting seluruhnya ada 27 ranting, dan semuanya sudah mendapatkan SK Kepengurusan,” ujar Ketua Tanfidziyah MWCNU KH Nuridin usai pelantikan. (was)