Muslimat Kerjasama dengan Damandiri Perkuat Masyarakat
NU Online · Kamis, 28 Januari 2010 | 12:13 WIB
Pimpinan Pusat Muslimat NU melakukan kerjasama dengan Yayasan Damandiri untuk melakukan pemberdayaan keluarga dan masyarakat di lingkungan Muslimat NU.
Penandatanganan MoU kerjasama ini dilakukan di Gedung PBNU, Kamis (28/1) oleh Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Yayasan Damandiri Haryono Suyono.disaksikan oleh ketua umum PBNU KH Hasyim Muzadi.<>
Dalam kerjasama ini, Damandiri adalah pengembangan Posdaya dimana setiap muslim bertanggung jawab atas lingkungannya masing-masing. Damandiri akan menyediakan tenaga pelatih kepada para anggota Muslimat NU yang akan diberdayakan. Diantara pelatihan yang diberikan adalah manajemen dan kewirausahaan dan bantuan modal yang diberikan setelah mengikuti pelatihan ini.
Pemberdayaan ini dilakukan melalui skala prioritas, ring satu meliputi pemberdayaan keluarga dan rumah dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang ada didalamnya, seperti memaksimalkan gizi keluarga.
Ring ke dua mencakup harga milik keluarga dengan memaksimlakan kebun milik keluarga atau apa yang ada di sekitar rumah. Sedangkan ring ke tiga mencakup lingkungan di sekitar rumah sedangkan ring terakhir keterlibatan dalam memaksimalkan barang publik seperti hutan, pesisir dan lainnya yang merupakan milik pemerintah.
Salah satu sasaran yang menjadi target pelatihan adalah kelompok majelis taklim dengan membentuk koperasi simpan pinjam. Khofifah menjelaskan selama ini para ustadz dan ustadzah selalu bilang renternir haram, tetapi disisi lain, tak mampu memberi solusi alternatif.
“Salah satu problem yang dialami dalam pengembangan koperasi ini adalah problem adalah kemampuan manajelial skill,” katanya
Muslimat NU termasuk ormas yang getol dalam pengembangan koperasi dan merupakan ormas pertama yang memiliki induk koperasi. Jika pelatihan ini berhasil dilakukan, akan memberikan efek multiplier yang sangat tinggi. Beberapa daerah yang potensial dalam pengembangan koperasi ini adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulsel, serta beberapa wilayah di Sumatra.
Sementara itu Haryono Suyono menjelaskan, pendekatan yang dilakukan bukan merupakan pendekatan charity, tetapi pemberdayaan sehingga orang yang lemah dan miskin akhirnya berdaya dengan dirinya sendiri.
Melalui Posdaya atau pos pemberdayaan keluarga, akan dikembangkan aspek ekonomi dan pendidikan. Pendekatan yang dilakukan merupakan pendekatan agamis dengan menempatkan sebagai makhluk yang maha kuasa dengan landasan agama yang sangat kuat. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
6
Tuntutan Tak Diakomodasi, Sopir Truk Pasang Bendera One Piece di Momen Agustusan Nanti
Terkini
Lihat Semua