Kelompok Hak-Hak Sipil Muslim terbesar Amerika Serikat termasuk pihak yang pertama menyampaikan selamat kepada presiden terpilih Barack Obama, tokoh yang oleh beberapa oposan berusaha menggambarkan dia sebagai penganut Islam hanya karena ia di masa kecilnya pernah tinggal di Indonesia. Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Rabu, menyampaikan selamat kepada Obama atas kemenangannya dan meminta dukungan masyarakat Muslim untuk menjamin bahwa AS tetap aman dan bebas.
Dalam satu pernyataan, Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad mengatakan "CAIR menyampaikan selamat kepada presiden terpilih Barack Obama dalam pemilihan bersejarah untuk jabatan tertinggi di negara kami.<>
"Kemenangan Obama mengirimkan pesan yang tak dapat dipungkiri bahwa AS merupakan sebuah negara yang memberi kesempatan seimbang bagi rakyat yang beragam latar belakang sosial."Ketika menyampaikan selamat kepada Obama atas kemenangannya, kami juga mengakui beban berat yang akan dihadapi Obama," katanya.
"Namun kami akan terus mendukung pemerintahan Obama dalam melindungi hak-hak sipil bagi seluruh rakyat AS, memproyeksikan citra positif AS di dunia Muslim dan memainkan peranan positif dalam melindungi negara kami," katanya. CAIR memiliki 35 pimpinan dan cabang-cabang di seantero negara itu dan Kanada.
Misi utama CAIR adalah untuk memperkuat dialog, melindungi kebebasan sipil, memberdayakan Muslim AS, dan membangun koalisi yang mempromosikan keadilan dan saling pengertian.Obama, yang menjadi presiden AS berkulit hitam pertama dan memiliki nama tengah Hussein itu, merupakan seorang penganut Kristen.
Namun selama kampanye, desas-desus muncul di internet bahwa ia adalah penganut Islam dan karena itu ia tak pantas menjadi kandidat Gedung Putih.Putra dari seorang warga Kenya dan beribu warga berkulit putih AS, Obama menghabiskan sebagian masa kecilnya di Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
Lebih dari 20 juta keping film berjudul "Obsesi: Perang Islam Radikal terhadap Barat" dimasukkan dalam saplemen iklan di surat-surat kabar di seantero negara itu. CAIR menentang keras film tersebut, yang didistribusikan oleh kelompok-kelompok pribadi yang tidak berafiliasi dengan kampanye calon presiden John McCain dari Republik, dan memperlihatkan serangan-serangan bom bunuh diri, anak-anak yang dipersenjatai, dan sebuah gereja Kristen mengatakan akan dinodai oleh umat Muslim.
Mantan Menlu AS Colin Powell, seorang Republik dan asal Afrika-AS, yang mendukung Obama bulan lalu, mengatakan ia merasa terganggu oleh usaha-usaha yang mengaitkan Obama dengan Islam."Apakah ada yang salah dengan menjadi seorang Muslim di negara ini?," tanya Powell kepada jaringan televisi NBC dalam rubrik "Temu Pers".
"Jawabannya adalah tidak. Itu bukan sikap AS. Apakah salah bila ada beberapa Muslim AS berusia tujuh tahun yakin bahwa ia bakal menjadi presiden AS? Ya, saya pernah mendengar beberapa anggota senior partai saya (Republik) dengan terunyah mengatakan ia adalah seorang Muslim dan kemungkinan ia akan disosiasikan dengan para teroris. Ini bukanlah jalan yang hendak kita lakukan di AS," kata Powel menegaskan.( ant)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
4
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
5
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
6
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
Terkini
Lihat Semua