Warta

Musharraf : Islam Bukan Teroris

NU Online  ·  Selasa, 23 September 2003 | 05:27 WIB

Jakarta, NU.Online
Presiden Pakistan Pervez Musharraf memperingatkan para pemimpin dunia Senin agar tidak menyamakan Islam dengan terorisme dan mendesak pengakuan atas gerakan-gerakan perlawanan bersenjata sah di wilayah Palestina dan Kashmir.

Dalam pidatonya pada pertemuan puncak "Memerangi Terorisme bagi Kemanusiaan" di New York, Musharraf mengatakan bahwa setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS, terorisme telah disamakan
dengan Al-Qaeda dan suara-suaranya -- dan diperluas dengan Islam.

<>

"Ini sebuah hubungan yang dibuat-buat dan berbahaya," kata Musharraf. "Ada perasaan yang tumbuh di kalangan Muslim bahwa Islam, sebagai agama, sedang dijadikan sasaran dan dihina." Musharraf mengatakan, tuntutan masyarakat Muslim bagi keadilan seringkali dikesampingkan, sehingga terjadi perasaan putus-asa,frustrasi dan tanpa bantuan.

Presiden Pakistan itu bersikeras bahwa bentuk terorisme yang "paling mematikan" adalah terorisme negara, yang sasarannya rakyat yang mengupayakan kemerdekaan dari pendudukan asing. "Mereka yang melakukan terorisme negara terhadap rakyat di wilayah yang diduduki seringkali menggambarkan gerakan penentuan nasib sendiri sebagai terorisme," kata Musharraf, yang menyebut sebagai contoh kebijakan India di wilayah Kashmir yang disengketakan.

"Sementara (India) tetap melakukan penindasan kerasnya terhadap rakyat Kashmir, mereka memiliki hak sah untuk melawan pendudukan India. Menyamakan perjuangan kemerdekaan mereka dengan terorisme merupakan contoh yang menggelikan," katanya.

India menuduh Pakistan mempersenjatai, melatih dan mendanai pemberontak Muslim di Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri. Islamabad menuduh New Delhi melakukan pelanggaran-pelanggaran HAM di wilayah tersebut.

"Kami siap untuk mengadakan dialog. Kini giliran India, mereka perlu menanggapinya dengan positif," kata Musharraf. Diantara 18 kepala negara dan pemerintah yang mengadiri pertemuan puncak itu adalah Presiden Perancis Jacques Chirac, Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai. Sementara India tidak terwakili pada KTT tersebut.

Dalam pidatonya, Musharraf bersikeras bahwa tidak ada hal-hal seperti "Islam militan" dan yang ada hanya "Muslim militan" --seperti juga orang-orang Hindu, Kristen dan Yahudi militan. "Mereka yang melanggar agama Islam untuk mengobarkan kekerasan tidak mewakili Muslim," katanya.

"Mereka tidak melayani Islam. Kita harus meminggirkan mereka dan mengecualikan mereka dalam kebijakan di masyarakat dan pemerintah kita," tambahnya. Sejak menghentikan dukungannya bagi rejim garis keras Taliban yang memerintah Afghanistan dari 1996 hingga 2001, Pakistan menjadi sekutu utama AS dalam perang melawan terorisme. Pakistan telah menangkap sekitar 500 tersangka anggota Al-Qaeda di wilayahnya sejak Taliban terguling dari kekuasaan di Kabul pada akhir 2001. (ANT/BBC//Cih)

Â