Warta

Minuman Keras Kini Beredar Bebas di Iraq

NU Online  ·  Senin, 24 Mei 2004 | 10:34 WIB

Baghdad, NU Online
Seperti di Afghanistan, sejak kedatangan sedadu Amerika di Iraq, negeri seribu satu malam itu kini dibanjiri  minuman haram alias minuman keras (miras) dan barang haram lainnya. Bahkan tidak sedikit warga yang berani menjualnya secara terang-terangan di jalanan umum.

Seperti dilaporkan al-Quds, Senin,  penjualan miras tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, tapi sejumlah anak-anak juga terlihat menjajakan miras di kota Baghdad. Sair Ra’du, salah satu penjual,  mengatakan, dirinya membeli  minuman haram tersebut   dari grosir kemudian menjualnya dengan harga lebih murah dari toko.
"Karena itu, banyak orang yang lebih senang datang ke tempat kami,"ujarnya. Demi perut, kini di Baghdad  warga memang dilaporkan banyak berkeliaran di jalan-jalan untuk jualan apa saja asal menghasilkan uang.

<>

Konidisi tersebut banyak dikeluhkan orang tua dan tokoh masyarakat setempat. Degradasi moral terjadi di setiap gang sejak kedatangan serdadu Amerika.  Beberapa mahasiswa Rewin University Pakistan kepada NU Online beberapa waktu lalu menuturkan, di Afghanistan kini mudah  sekali dijumpai VCD porno dan  lokalisasi pelacuran gelap sejak Amrika  menjajah negeri itu.

Sementara itu, di wilayah Alawi al-Hallah terdapat lebih dari 20 warung penjual miras yang buka sejak pagi. Di samping itu, ada juga tempat-tempat besar penjual miras.  Peredaran miras secara bebas ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagain orang senang, karena menganggapnya itu bagian dari  kegiatan ekonomi. Sementara yang lain menolaknya, karena membawa  petaka dan diharamkan, seperti yang dilakukan para pelajar. Pada zaman Saddam, jika ada warga kedatapan mabuk akibat minuman keras, pasti ditindak polisi.

Perlu diketahui, setelah pemerintahan Saddam jatuh dan AS menduduki Irak, negara itu dipenuhi dengan pencurian, pembunuhan, penyerangan, perampasan, dan pelaksanaan hal-hal yang haram, di samping tersebarnya kekacauan dan ketidakamanan. Kedatangan Amerika saat ini justru banyak menyengsarakan rakyat daripada membebaskan seperti disuarakan Bush dari Washinton. Tidak heran, akhirnya rakyat  angkat senjata. (MA/qs)