Meski Berat, Berantas Maksiat Tak Pernah Berhenti
NU Online · Sabtu, 20 Agustus 2011 | 05:32 WIB
Surabaya, NU Online
Tekad Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur untuk memberantas kemaksiatan di Jawa Timur, lebih khusus kota Surabaya, tidak pernah kendur. Indikasi itu dapat dilihat dari pernyataan Ketua Umum MUI Jawa Timur, KH Abdushshomad Buchori dalam sebuah acara buka bersama di Surabaya, Jum’at (19/8).
“Kita minta semua tempat-tempat hiburan itu ditutup saja selama bulan Ramadhan,” kata Kiai Shomad. “Karena di tempat hiburan itu ada judi, narkoba, dsb,” lanjut Kiai Shomad yang juga salah seorang A’wan Syuriah PWNU Jawa Timur.<>
Menurut Kiai alumnus Pesantren Darul Ulum Jombang itu, seharusnya semua tempat kemaksiatan itu ditutup selamanya, tidak hanya dalam bulan Ramadhan. Hanya saja untuk mewujudkan keinginan itu tidaklah mudah, sebab masyarakat sangat heterogen.
“Kalau memang tidak bisa tutup satu tahun, satu bulan lumayanlah,” ujarnya sambil tertawa.
Khusus untuk bulan Ramadhan ini, Kiai Shomad berpesan agar mereka yang belum dapat mengendalikan hatinya dengan masih melakukan tindakan maksiat, hendaklah tidak dilakukan secara terang-terangan, demi menghormati kesucian bulan Ramadhan.
“Jangan melakukan maksiat secara demonstrati, karena akan memancing kemarahan masyarakat,” pesannya.
Menurut data yang dimiliki Kiai Shomad, Jawa Timur saat ini merupakan propinsi terbesar di Indonesia. Jumlah penduduknya sekitar 38 juta, dengan penganut Islam sebanyak 96,76 persen. Di sinilah kadang terjadi kontradiksi. Di satu sisi jumlah umat Islam terbesar, dengan jumlah pondok pesantren juga terbesar di Indonesia, tapi tempat-tempat prostitusi juga masih sangat besar. Bahkan salah satunya, kawasan Dolly, dikenal sebagai tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara.
MUI Jawa Timur bersama Pemprov Jawa Timur telah cukup lama memikirkan agar persoalan yang menjadi “kelilip” itu segera dituntaskan. Menurut Kiai Shomad, dalam bulan Ramadhan ini pihaknya telah membekali 50 orang da’i dan telah diterjunkan ke enam titik lokalisasi di kota Surabaya.
Mereka bertugas menyampaikan pesan kepada para WTS agar segera bertobat dan menghentikan aktifitasnya menjajakan diri. Saat ini banyak WTS yang sedang diberi bekal ketrampilan untuk persiapan “pensiun” mereka. Bagi mereka yang bertobat dan pulang kampung untuk tidak kembali lagi, diberi bekal antara Rp 3,5 hingga Rp 5 juta setiap orang.
“Prostitusi di Surabaya insya Allah tidak lama lagi, cuma penyelesaiannya bertahap,” kata Kiai Shomad, yang menginginkan semboyan Jawa Timur makmur berakhlak mulia, segera terwujud.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: M.Subhan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua