Warta

Menlu Thailand Temui Gus Dur

NU Online  ·  Selasa, 3 Mei 2005 | 04:47 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Luar Negeri Thailand, Katathi Suphamongkhon dan rombongan dari Kedutaan Besar Thailand untuk Indonesia menemui ketua Dewan Syuro PKB, KH. Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Pertemuan tertutup tersebut berlangsung di Gedung PBNU LT V, Jln. Kramat Raya 164, Selasa (3/4).

Pertemuan yang pertama kali diagendakan ini sebagai kunjungan kehormatan sekaligus meminta saran dari Gus Dur selaku tokoh Islam dunia dalam memediasi pertikaian yang bermuatan agama di Thailand, khususnya soal Muslim Pattani. “Maksudnya adalah untuk memperkenalkan diri dan membangun hubungan pribadi agar berlanjut kepada kerjasama di masa depan, disamping membahas soal-soal lain, ” kata Dubes Atchara yang menjadi juru bicara usai pertemuan kepada NU Online.

<>

Menurut H.E Atchara, Menlu Kantathi akan berada di Indonesia dari 2 -3 Mei 2005. Selain Gus Dur, Menlu Kantathi yang datang bersama rombonganya yang berjumlah 17 orang itu, juga akan melakukan kunjungan kenegaraan kepada pemerintah Indonesia dan menemui beberapa tokoh Indonesia lainnya. Dalam rombongan Menlu Thailand itu, turut serta beberapa staf Menlu untuk Asia Timur divisi IV dan dua anggota parlemen Thailand, salah satunya beragama Islam yaitu Mrs. Farida Sulaiman. Setelah bertemu Gus Dur rombongan di jadwalkan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan setelah itu akan bertemu dengan Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi, sekitar pukul 13.30 siang ini.
 
Dalam kesempatan tersebut, Gus Dur menyambut baik pertemuan dan meminta agar kesalahpahaman yang terjadi terhadap umat Islam, kususnya soal Muslim Pattani dapat di jembatani. "Mudah-mudahan dengan cara seperti ini (pertemuan-red)  Thailand bisa melihat dimana kekurangan-kekurangannya yang terjadi selama ini dan kita juga bisa mempengaruhi kaum Muslimin disana. Jangan lihat jeleknya saja dong, bagusnya juga dilihat," ujar Gus Dur yang di dampingi puterinya Yenny Wahid.

Ditambahkan Gus Dur dihadapan Menlu dan rombongan, dirinya sangat menghargai kegiatan raja di Thailand. Menurut Gus Dur Raja Thailand sangat memperhatikan rakyatnya sehingga membuat dam-dam dan pengairan sendiri. "Sejak tahun 1960-an Raja Thailand tidak mau ke luar negeri, kecuali sekali ke Laos (negara tetangga), karena ingin konsentrasi bagaimana memajukan kehidupan sosial rakyatnya," imbuh Gus Dur yang ungkapannya tersebut diapresiasi secara baik oleh Menlu. (cih)