Warta

Menko Polkam: Pembunuhan Kiai Di Lumajang Murni Kriminal

NU Online  ·  Rabu, 3 Desember 2003 | 02:01 WIB

Jakarta, NU Online
Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hasil investigasi sementara pihak kepolisian menunjukkan bahwa pembunuhan terhadap Ketua Dewan Syuro PAC PKB Jatiroto, KH Asmuni Ishak di Lumajang, dan pengusaha NU, H Rofik di Semboro Jember, keduanya di Jatim, merupakan tindakan kriminal biasa.

"Belum ada kaitannya dengan upaya penggagalan Pemilu 2004. Meski demikian, terbuka kemungkinan bagi pihak mana saja yang memiliki bukti dan fakta tentang adanya motif lain di luar kejahatan biasa, karena penyelidikan kini masih berlangsung," katanya seusai Rakor Polkam di Jakarta, Selasa.

<>

Karena itu, ia mengimbau pihak-pihak yang memiliki fakta dan bukti agar menyumbangkannya kepada aparat kepolisian, untuk membantu pengungkapan kasus pembunuhan itu, daripada terlalu cepat menuding ada motif politk atau tidak ada motif politik di balik pembunuhan itu.

Ia menegaskan bahwa aparat kepolisian masih bekerja untuk menyelidiki kasus pembunuhan itu. Selain itu, ia juga mengakui bahwa Gus Dur telah menelponnya pada Sabtu (29/11) lalu, seusai dirinya baru membicarakan penanganan kasus itu. Kepada Gus Dur, Susilo menyampaikan bahwa pemerintah kini tengah menyelidiki kasus pembunuhan itu.

Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebelumnya menengarai adanya upaya menggagalkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 dalam kasus pembunuhan KH Asmuni Ishak di Lumajang (27/11).

Namun, dugaan politis di balik peristiwa pembunuhan Kiai Asmuni di Lumajang itu dinilai Kapolda Jatim Irjen Pol Heru Susanto sebagai pendapat yang terlalu jauh.

"Polisi melihat dari aspek yuridis, kalau mau dikait-kaitkan, ya mengkait," katanya di Mapolda Jatim (30/11) didampingi Wakapolda Jatim Brigjen Pol Edison Siregar, Direktur Reserse Kriminal Polda Jatim Kombes Pol Sutarman dan sejumlah perwira Polda Jatim.

Tentang motif pembunuhan KH Asmuni Ishak itu, Kapolda Jatim menduga ada dua penyebab, yakni akibat pencurian dengan kekerasan dan pembunuhan yang direncanakan. "Yang mana yang benar belum pasti, karena belum terungkap, nanti kalau pelakunya sudah tertangkap, baru bisa memastikan apakah pembunuhan karena dendam dan sebagainya atau percobaan pencurian dengan kekerasan," katanya.

Perkiraan adanya pencurian dengan tindak kekerasan, katanya, karena dari ketiga anak korban yang tidak melakukan perlawanan tidak dianiaya sama sekali, sedangkan korban dan istrinya dianiaya karena melakukan perlawanan.

"Pelaku pembunuhan berjumlah lima hingga enam orang dengan berpakaian beraneka ragam. Jadi, tidak benar kalau berseragam, ada juga yang pakai celana pendek, yang jelas semuanya menggunakan tutup muka. Untuk menelusurinya, kami sudah memeriksa sembilan saksi dan memeriksa bercak darah yang tercecer," katanya.(mkf)

Â