Warta

Masyarakat Padurenan Peringati Haul Raden Muhammad Syarif

NU Online  ·  Sabtu, 24 Desember 2011 | 06:15 WIB

Kudus, NU Online
Selama dua hari, masyarakat  desa Padurenan Kecamatan Gebog Kudus memperingati haul Raden Muhammad Syarif. Diawali Jum’at (23/12) kemarin, ratusan ummat Islam mengikuti semaan dan  khataman alqur’an di masjid Asy’syarif Padurenan, sementara  (24/12) siang ini prosesi buka luwur makam Raden Muhammad Syarif  di pemakaman umum desa setempat kemudian dilanjutkan pengajian umum bersama Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi.

Ketua Panitia Haul Kiai Aminudin Mawardi mengatakan Raden Muhammad Syarif atau sering disebut mbah Syarif adalah sosok wali atau ulama asal Madura sekaligus putra adipati Sumenep yang terkenal dengan julukan macan wulung.<>

“Mbah Syarif merupakan cikal bakal desa ini yang berdakwah mengembangkan ajaran Islam di wilayah Kudus utara dan sekitarnya. Sebagai bukti  desa yang pernah dikunjungi berdakwah  selalu ada tambahan sebutan  siripan,” tuturnya kepada NU Online (23/12).

Lebih lanjut tokoh  desa Padurenan ini menjelaskan peringatan haul ini memiliki makna yang dalam. Disamping mewujudkan rasa cinta kepada wali  Allah juga dimaksudkan untuk melestarikan ajaran, mengenang nama dan peninggalan Mbah Syarif.

“Beliau selalau menyuarakan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Dan hingga kini masih dianut dan dilaksanakan masyarakat Padurenan dan sekitarnya,” tandas Kiai Aminudin

Terkait peninggalannya, Kiai Aminudin menyebutkan, ada tiga yang masih diuri-uri masyarakat Padurenan yakni Masjid Asy’syarif, belik Syirih dan maulidan jawiyan.

“Masjid Asy’syarif ini menjadi pusat pengembangan Islam, kemudian belik syirih sebagai tempat pemandian atau pembersihan diri serta maulidan jawiyan adalah pembacaan albarjanji dengan cengkok Jawa,” tutur yi Amin, sapaan akrabnya.

Peringatan haul yang  dilaksanakan legi akhir bulan Muharram, menurut yi Amin, karena mbah Syarif sangat senang sesuatu yang manis.

“Ini juga menjadi tauladan ajaran bagi kita untuk selalu mengambil yang manis atau yang baik dalam berbuat maupun bersikap,” tambahnya.

Sebagaimana biasanya, prosesi buka luwur makam mbah Syarif ini membagikan sekitar 6.000 nasi uyah berbungkus daun jati kepada pengunjung yang hadir. Untuk menyiapkan hal  itu, panitia telah memotong satu ekor hewan kerbau sebagai lauk nasi uyah tersebut.

“Biasanya sejumlah nasi yang telah disiapkan itu selalu kurang, karena banyaknya pengunjung yang hadir. Semuanya ini sebagai wujud ngalap berkah atas kewalian mbah Syarif,” ujar kiai Aminudin Mawardi seraya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang berpartisipasi dalam acara haul ini.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Qomarul Adib