Warta

Massa Pro Gus Dur Kembali Beraksi

NU Online  ·  Selasa, 30 November 2004 | 06:39 WIB

Boyolali, NU Online
Tidak kurang dari 400 orang dari berbagai elemen, Selasa (30/11) menggelar aksi depan asrama haji Donohudan tempat berlangsungnya muktamar. Kelompok yang mengatasnamakan massa pendukung Gus Dur itu tertahan di depan gerbang pintu masuk asrama karena dihadang di pintu gerbang oleh aparat kepolisian dan Banser.

Sebagian besar massa menutup mulut mereka dengan kain putih tanda berkabung. Mereka tidak menggelar orasi tetapi hanya aksi membagi-bagikan selebaran dan aksi penggalangan tanda tangan. Mereka mengecam pelaksanaan Muktamar yang dinilai menjegal Abdurrahman Wahid. Lima buah spanduk besar mereka bawa. Spanduk-spanduk itu bertuliskan Penjegalan Gus Dur Anti-Demokrasi, Tolak Hasyim Muzadi, Muktamar Bukan Milik Laki-laki Saja, Mendukung Kiai-kiai Sepuh = Mendukung Gus Dur, NU adalah Nahdlotul Ulama bukan Nahdlatul Uang. Demikian bunyi spanduk yang mereka usung selama demonstrasi.

<>

Sebelum menggelar aksi, pukul 11.30 WIB ratusan massa pendukung Wahid berjalan kaki dari sekretariat Nahdliyin Crisis Center (NCC) menuju asrama haji Donohudan. Berbagai elemen yang terlibat dalam demo mendukung kiai-kiai sepuh antara lain Kaum Muda Nahdlatul Ulama (KMNU), Muktamirin Peduli NU, Forum Penyelamat NU dan beberapa elemen lainnya. "Pelaksanaan muktamar jelas-jelas meninggalkan akarnya. Legitimasi muktamar adalah pada warga NU dan kiai-kiai dan bukan pada pejabat struktural. Mestinya warga NU harus mengutamakan demokrasi tidak jegal-jegalan seperti yang terjadi sekarang ini," kata koordinator aksi Noor Fuad dari KMNU.

Salah seorang muktamirin yang sempat berada di lokasi muktamar dan sempat di temui NU Online menilai demonstrasi yang dilakukan oleh massa pro Gus Dur bukan berarti terjadi perpecahan di dalam tubuh NU. "Ini hanyalah dinamika muktamar dan menjadi bagian dari demokratisasi yang ada di tubuh NU," tegas lelaki yang mengaku bernama Syarifudin dari Cirebon. Hal senada juga diungkapkan KH. Muchit Muzadi, menurutnya  tidak ada pertikaian ditubuh elit NU dan itu hanya persoalan biasa."Di NU itu sudah biasa gegeran (bertengkar). Tetapi, biasanya akan berakhir dengan ger-geran (tertawa bersama)," ujar kakak kandung Hasyim Muzadi ini

Sementara itu, KH. Hasyim Muzadi setelah membacakan laporan pertanggung jawaban dan usai mendengarkan laporan pemandangan umum dari muktamrin mendaptakan dukungan penuh dari mayoritas PWNU, Senin malam (30/11) mengatakan tidak benar dirinya melakukan upaya politisasi NU. "Tidak ada politisasi NU, saya hanya menjalankan dan mengantarkan NU secara selamat, dan bukti dari semua ini PWNU menerima laporan pertanggungjawaban saya," tandasnya. (cih)