Warta

Masjid ITB Bentuk Komite Penyatuan Penanggalan Islam

NU Online  ·  Sabtu, 30 Agustus 2008 | 04:58 WIB

Bandung, NU Online
Yayasan Pembina Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) meresmikan pembentukan Komite Penyatuan Penanggalan Islam (KPPI) sebagai upaya untuk berperan aktif dalam mempercepat upaya penyatuan penanggalan Islam di Indonesia.

Peresmian dilakukan oleh staf ahli menteri agama mewakili Menteri Agama Maftuh Basyuni, dan dihadiri oleh Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ghazali Masroeri, Anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Oman Fathurrahman, dan Anggota Dewan Hisab dan Rukyat PP Persis Syarih Ahmad Hakim.<>

Acara peresmian dirangkai dengan talkshow “Berbedakah Lebaran Tahun Ini?” di ruang utama Masjid Salman ITB, Sabtu (29/8), dihadiri kalangan civitas akademika ITB dan bebrapa utusan ormas Islam.

Keterlibatan Masjid Salman ITB sebagai masjid kampus yang bebasis sains dan teknologi diharapkan dapat mempercepat proses penyatuan penanggalan Islam di Indonesia.

“Yayasan Pembina Masjid Salman ITB dan Keluarga Alumni Salman yang berbasis pada masjid kampus dan independen diharapkan mampu untuk berperan aktif dalam mempercepat upaya penyatuan penanggalan Islam di Indonesia,” kata Moedji Raharto, perwakilan masjid Salman ITB.

Dikatakan, perbedaan metodologis yang kompleks dalam penentuan awal bulan hijriyah membutuhkan penanganan khusus yang difasilitasi oleh pihak independen.

Wakil Ketua KPPI yang baru saja diresmikan, Thomas Djamaluddin, menambahkan, kalangan ahli astronomi akan mendukung upaya penyatuan kalender Islam itu. Namun persoalan berbedaan metode penentuan awal bulan Hijriyah antara beberapa organisasi Islam bukanlah wilayah para ahli astronomi dan hanya bisa dibahas oleh kalangan organisasi Islam sendiri. (nam)