Warta

Mahathir Serukan Islam Yang Damai

NU Online  ·  Jumat, 10 Oktober 2003 | 21:37 WIB

Jakarta, NU.Online
Perdana Menteri Malaysia yang segera akan "lengser" Mahathir Muhammad menyerukan adanya perdamaian dan toleransi di kalangan dunia Islam.
Dr Mahathir Muhammad mengatakan hal tersebut seperti dikutip BBC, dan menambahkan kekerasan tidak mencapai hasil apapun, seperti dicontohkannya masalah Palestina.

Namun pemimpin Malaysia ini juga mengecam Barat yang memperlakukan semua Muslim sebagai "teroris". "Banyak orang berpikir bahwa ajaran Islam akan membuat kita bersikap konfrontatif, padahal kalau kita lihat ajaran-ajaran mendasar Islam, kita diajar untuk hidup secara damai," katanya.

<>

Dia mengatakan dalam arti sebenarnya, dia menyebut dirinya sendiri Muslim "fundamentalis". Dr Mahathir, 78 tahun, akan pensiun akhir Oktober ini setelah 22 tahun berkuasa.
Ini menjadikannya pemimpin terlama yang berkuasa di Asia Tenggara saat ini.

Pernyataan Mahathir ini dikeluarkan sebagai jawaban atas surat dan e-mail yang dikirimkan oleh pendengar BBC di seluruh dunia dalam acara interaktif. Mahathir memberikan jawaban itu di kantornya di Kuala Lumpur.

Dia menyerukan kepada warga Muslim di seluruh dunia untuk kembali ke ajaran Islam sebenarnya yang menganut nila-nilai perdamaian, persahabatan, persaudaraan dan toleran terhadap orang lain.

Malaysia katanya tidaklah memiliki masalah dengan kelompok Islam militan karena mereka telah bertindak untuk menghentikan pengajaran kebijakan membenci di sekolah-sekolah agama.

"Kami sadar sepenuhnya dengan apa yang terjadi, katanya sambil menambahkan Akta Keamanan Dalam negeri (ISA) dibuat bukanlah untuk tindakan bersenang-senang saja.

Dalam waktu bersamaan, Mahathir mengatakan sekarang ini terjadi benturan kebudayaan antara Islam dengan negara lain. "Ini dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai Islam menyebabkan adanya situasi seperti saat ini," kata Mahathir lagi. (BBC/Cih)