Mahathir: Abdullah Ahmad Badawi telah Hancurkan Koalisi Malaysia
NU Online · Senin, 10 Maret 2008 | 03:20 WIB
Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad, Ahad (9/3), mengatakan bahwa penggantinya PM Abdullah Ahmad Badawi telah "menghancurkan" koalisi yang berkuasa setelah pemilihan akhir pekan ini yang membawa bencana.
Mahathir, pemimpin Organisasi Melayu Nasional Bersatu (UMNO) yang "mengarsiteki" koalisi Barisan Nasional (BN) selama 22 tahun sebelum mundur pada 2003 silam, menyerang setelah penampilan terburuknya (koalisi) itu dalam sejarah.<>
"Menurut pendapat saya ia telah menghancurkan UMNO, menghancurkan BN dan ia bertanggungjawab atas ini," terang Mahathir kepada wartawan.
Mahathir menganjurkan agar Abdullah sebaiknya mundur, dan mengatakan ia telah membuat kesalahan karena memilihnya sebagai perdana menteri.
"Saya pikir ia harus bertanggungjawab atas ini. Ia harus menerima 100 persen tanggungjawab," katanya seperti dilansir sumber AFP.
"Saya minta maaf tapi saya tampaknya telah membuat pilihan yang salah," tambah Mahathir.
Mahathir sebelumnya mengatakan ia tidak pernah menginginkan Abdullah untuk menjabat lebih dari satu kali masa jabatan, dan bahwa ia semestinya memilih Deputi PM Malaysia Najib Razak yang dinilainya berpengaruh dan kini sedang menunggu menjadi pemimpin masa depan.
Barisan Nasional telah menderita hasil terburuknya dalam pemilihan Sabtu, yang kehilangan mayoritas dua pertiganya di parlemen untuk pertama kali sejak 1969 dan menyerahkan empat negara bagian lagi pada partai oposisi yang bangkit kembali.
Abdullah dihukum karena kejahatan dan inflasi yang meningkat dalam pemilihan yang juga diwarnai oleh ketegangan rasial yang meningkat antara mayoritas Muslim Melayu dan etnik minoritas Cina dan India.
"Saya kira rakyat pasti telah sangat marah, semua ras, Cina, Melayu dan India," kata Mahathir.
Mahathir menilai pangkal persoalannya adalah karena pemerintahan saat ini "telah menjadi sangat arogan". Arogansi pemerintah itu, menurutnya, tercermin dari sikap pemerintah yang kerap menindas setiap pendapat yang tidak disukai.
Abdullah adalah pengganti yang dicomot Mahathir ketika ia lengser, tapi setelah pemimpin baru itu membuang sebagain dari sejumlah proyek kesayangannya, Mahathir mulai melancarkan tuduhan kepada Badawi yang dinilainya salah urus terhadap perekonomian, nepotisme dan korupsi. (dar)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
6
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
Terkini
Lihat Semua