Warta

Libya Bersedia Tambah Beasiswa 10 Orang Per Tahun

NU Online  ·  Selasa, 28 September 2004 | 12:31 WIB

Jakarta, NU Online
Pemerintah Libya bersedia menambah jumlah penerima beasiswa dari PBNU setiap tahun sebanyak 10 orang jika mahasiswa yang diberangkatkan kali ini menunjukkan prestasi yang baik. Hal tersebut diungkapkan oleh perwakilan kedutaan Libya dalam acara launching beasiswa PBNU Wilayah Timur Tengah di gedung PBNU (28/09).

Untuk tahun ini, pemerintah Libya memberikan beasiswa sebanyak 7 orang untuk belajar dalam fakultas dirasah islamiyah. Ini merupakan hasil dari kunjungan ketua umum PBNU KH Hasyim Muzadi ke Libya beberapa waktu lalu.

<>

Biro Urusan Beasiswa PBNU Wilayah Timur Tengah merupakan upaya dari PBNU untuk mengurusi secara khusus kerjasama pemberian beasiswa ke Timur Tengah. Sebelumnya PBNU belum memiliki badan khusus untuk mengelola masalah ini sehingga hasilnya kurang maksimal. Ke depan, diharapkan, departeman ini dapat diperluas untuk kawasan lainnya.

Direktur Utama Biro Urusan Kerjasama Beasiswa Timur Tengah Prof Dr. KH Said Aqil Siradj memberi pesan kepada para penerima beasiswa agar belajar sungguh sungguh dan segera menyesuaikan diri dengan ada adat istiadat lokal secepattnya. “Kita harus menghormati tradisi mereka. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung,” ungkapnya.

Namun demikian, Said Aqil mengingatkan bahwa bukan berarti kita harus menerima budaya mereka sepenuhnya. “Kalau sudah pulang, jangan menggunakan tradisi mereka disini karena tidak semua yang ada disana cocok untuk sini. Sederhananya, setelah pulang harus segera cukur jenggot,” tandasnya.

Tak lupa Kang Said juga mewanti wanti agar setelah lulus S1, kalau bisa melanjutkan ke S2. Namun jika tidak bisa, sebaiknya segera pulang ke Indonesia. “Jangan tergoda untuk bekerja di KBRI hanya sebagai tukang ketik, walaupun gajinya besar dan hidup tenang. Banyak dari mereka yang pulang ke Indonesia sudah tua dan sebentar kemudian mati,” tambahnya.

Libya dalam hal ini memberi biaya secara penuh mulai biaya keberangkatan sampai dengan uang kuliah dan biaya hidup sehari-hari. Bahkan biaya pembuatan pasport pun bisa diminta ganti jika memang ada buktinya.

Untuk negara Timur Tengah lainnya, mereka hanya memberi beasiswa uang kuliah dan biaya hidup sedangkan biaya perjalanan ke negeri tersebut menjadi tanggung jawab pribadi. Ini masih menjadi persoalan bagi beberapa kader NU yang berangkat.

Setelah selesainya acara launching ini, para penerima beasiswa akan segera diberi training tentang budaya lokal Libya selama dua hari. Kang Said yang pernah hidup selama 14 tahun di Arab Saudi menceritakan bahwa menghadapi orang Arab memang gampang-gampang susah. “Kalau lagi gampang ya gampang, kalau sulit ya sulit. Kalau sudah senang, tanda tangan diatas mobil pun mati, tapi kalau lagi sulit yaa setengah mati,” tandasnya.

Sebenarnya Iran juga memberikan memberikan beasiswa kepada PBNU. Akan tetapi diputuskan bahwa beasiswa tersebut ditolak karena takut para kader NU tersebut akan berubah menjadi Syiah.

Bagi para kader NU yang ingin mendapat beasiswa, selain melalui Biro Urusan Beasiswa, bisa juga melewati RMI. Bahkan RMI mungkin mampu memberangkatkan jumlah yang mahasiswa yang lebih banyak.(mkf)