Lembaga Konseling IPPNU Terima Keluhan Kecemasan Jelang UN
NU Online · Senin, 11 April 2011 | 00:52 WIB
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang tinggal menghitung hari, ternyata menyisakan kecemasan tersendiri bagi pelajar. Menurut Koordinator PP Lembaga Konseling Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Choirunnisa, menuturkan banyaknya pelajar mengalami kecemasan tingkat tinggi dalam menghadapi UN.
Keadaan tersebut, bisa mempengaruhi proses pembelajaran terlebih lagi dalam menghadapi ujian. “Mendekati UN ini, banyak pelajar yang mengalami kecemasan tingkat tinggi. Tentunya, diantara mereka ada yang mengalami ketakutan dalam menghadapi ujian. Secara psikologis harus kita tumbuhkan kepercayaan diri,”ujarnya nu online eusai acara motivasi pelajar. Pesantren Qotrunnada, Cipayung, Depok, Ahad (10/4).<>
Nisa mengungkapkan, beberapa kenyataan pelajar mengalami kecemasan dalam menghadapi UN. Dirinya mencontohkan, adanya pelajar yang mengaku khawatir tidak lulus atau berkecil hati dalam menjalani proses belajar mengajar. Bahkan, imbuhnya, kecemasan yang memuncak berpengaruh pada tujuan belajar yang hanya mengejar kelulusan belaka.
“Mereka memiliki beban tersendiri terhadap orang tua dan lingkungan sekitarnya jika tidak lulus. Akhirnya, muncul kenekatan untuk melakukan kesalahan dengan mencontek dalam ujian agar lulus. Padahal, bukan itu yang diharapkan,” terangnya.
Menurutnya, kebanyakan pelajar mengalami permasalahan yang sama. Terlebih lagi, imbuhnya, pelajar di tingkatan SMU memiliki tekanan psikologis yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan SLTP.
Jika keadaan ini terus dibiarkan, sambungnya, akibatnya bisa menimbulkan hasil yang tidak maksimal dalam mencapai tujuan utama pendidikan. Untuk itu, konseling atau bimbingan terhadap pelajar sangat dibutuhkan pada waktu kapan saja. Sebenarnya, konseling bagi pelajar bukan hanya dilakukan pada saat pra UN saja. Namun, sangkalnya, sesudah dan dalam proses keseharian juga perlu diupayakan.
Ia menambahkan, salah satu tujuannya adalah meningkatkan motivasi belajar. Dengan tumbuhnya percaya diri, lanjutnya, pelajar dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Menurutnya, dalam mengetahui potensi kemampuan diri membutuhkan proses dan tahapan.
“Minimal dalam proses konseling itu, pelajar dapat mengungkapkan isi hati dan kemauannya. Kita mendengarkan curhatnya mereka dan ternyata bermacam-macam. Dari sini kita bisa mengetahui dan meningkatkan kecerdasan masing-masing pelajar,” paparnya.
Pihaknya melakukan konseling keliling di berbagai Sekolah dan Pesantren se-Jabodetabek. Nisa tidak menyangka, ternyata mendapatkan antusias yang baik dari pelajar dan sekolah yang di tuju. Karena keterbatasan SDM dalam menjalankan program, pihaknya juga mendorong pada sekolah menyelenggarakan konseling bagi pelajar.
Sementara itu, fasilitator motivasi belajar PP IPPNU Fahma menuturkan ketidaklulusan dalam ujian bukanlah akhir dari segalanya. Menurutnya, seorang pelajar memilik minat dan bakat yang masih terpendam dan perlu terus di gali. Dia mengaku konseling yang diberikan pada pelajar yang tidak lulus, sangat berguna.
“Sebenarnya, perlu diperhatikan adanya multipele inteligent atau kemampuan pelajar yang tidak hanya di bangku sekolah saja. Bisa saja, mereka memililki kemampuan di bidang olah raga, musik, seni dan lainnya,”pungkasnya. (aan)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
3
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
4
Cerpen: Tirakat yang Gagal
5
Jamaah Haji Indonesia Diimbau Tak Buru-buru Thawaf Ifadhah, Kecuali Jamaah Kloter Awal
6
Jamaah Haji Indonesia Bersyukur Tuntaskan Fase Armuzna
Terkini
Lihat Semua