Warta RAKER LPNU

Lebih Berorientasi Akhirat, Warga Nahdliyin Lemah di Bidang Ekonomi

NU Online  ·  Rabu, 7 Juli 2010 | 06:19 WIB

Jakarta, NU Online
Warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin lebih berorientasi pada persoalan akhirat dan menomorduakan urusan duniawi. Berdasarkan hasil penelitian, hanya 1 persen dari warga Nahdliyin yang berpenghasilan lebih dari Rp. 5 juta perbulan. Sementara 40 persen diantaranya berpenghasilan di bawah 1 juta.

Pada bagian lain penelitian, ditemukan bahwa tingkat ketaatan warga nahdliyin dalam beragama untuk memeroleh kebahagiaan akhirat menyentuh angka hingga 92 persen. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Ali saat memberikan arahan dalam Rapat Kerja Pengurus Pusat Lembaga Perekonomian NU (LPNU) di Jakarta, Selasa (6/7).<>

Persoalan lemahnya ekonomi di kalangan warga Nahdliyin ini bukan tanpa efek samping. Berbagai praktik money politik dalam pemilihan kepala daerah memang diduga diakibatkan karena kemiskinan ini.

Namun persoalan orientasi akhirat ini hanyalah merupakan salah satu penyebab lemahnya ekonomi warga Nahdliyin. Menurut As’ad, penyebab lainnya yang tidak kalah penting adalah politik penjajahan yang memaksa warga pribumi hanya menggeluti dunia pertanian.

“Untuk urusan perdagangan diserahkan kepada etnis China dan sebagian etnis Arab. Ini adalah politik penjajahan yang dijalankan ratusan tahun,” katanya.

Menurut As’ad, program pemberdayaan ekonomi bisa digalakkan melalui pesantren. Karena itu pesantren ke depan jangan sampai hanya menjadi “tempat pembuangan” barang-barang dari luar tetepi lebih aktif dalam proses ekonomi.

Ketua PBNU H Marsudi Suhud dalam kesempatan itu berharap PP LPNU dapat mensinergikan beberapa kekuatan ekonomi di kalangan Nahdliyin seperti koperasi-koperasi binaan NU atau badan otonomnya, atau beberapa induk koperasi seperti Inkopontren dan Inkopsim.

Ia menambahkan, beberapa program yang dicanangkan dalam rapat kerja PP LPNU ini akan dibahas secara khusus dalam rapat PBNU yang akan digelar dalam waktu dekat ini. (nam)