Laju Kerusakan Hutan Indonesia Tiap Tahun Dua Juta Hektar
NU Online · Jumat, 12 September 2003 | 07:23 WIB
Jakarta, NU Online
Menko Kesra, HM. Jusuf Kalla menyatakan, laju kerusakan hutan di Indonesia setiap tahun adalah 1,6 sampai dua juta hektar, jauh lebih besar dari kemampuan negara untuk merehabilitasi yang hanya 300.000 hektar per tahun.
"Kerusakan hutan tersebut menyebabkan timbulnya bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang saat ini melanda beberapa daerah," katanya pada pembukaan Temu Nasional Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) di Malino, Sulawesi Selatan, Jumat.
<>Menurut menteri, jika dirunut akar permasalahan dari munculnya banyak bencana selama ini adalah rusaknya lingkungan terutama kawasan hutan.
Dalam periode 10 tahun terakhir ini, berbagai macam bencana yang melanda bangsa Indonesia telah menimbulkan kerugian langsung maupun tidak langsung senilai hampir Rp200 triliun, sedangkan khusus bencana hidrometeorologi (banjir,longsor dan kekeringan) kerugian mendapai sekitar Rp150 triliun.
"Mengatasi bencana ini merupakan tanggungjawab kita semua, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga swasta dan masyarakat," katanya.
Karena itu perlu ada kesamaan pandangan, persepsi dan langkah penanganan agar upaya penanggulangan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Saat ini melalui Departemen Kehutanan, telah disiapkan bibit tanaman sebanyak 240 juta stek yang akan ditanam pada 300 ribu hektar lahan kawasan hutan dan di luar kawasan hutan sebagai bagian dalam kegiatan GNRHL. Pada Desember 2003 nanti, bersamaan dengan datangnya musim hujan, Presiden akan mencanangkan GNRHL.
Sementara itu, Menhut Prakosa mengatakan, GNRHL tahun 2003 ini akan dilaksanakan pada areal 300.000 hektar dengan dana Rp 1,26 triliun di 29 Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas I, dan II di 15 propinsi dan 145 kabupaten/kota.
Gerakan rehabilitasi itu akan dilanjutkan selama lima tahun (2003 - 2007) dengan target tiga juta hektar pada 68 DAS prioritas I dan II dengan pertimbangan wilayah rawan bencana. Gerakan RHL ini akan menghabiskan dana sekitar Rp15 triliun.
Prakosa menjelaskan, upaya RHL seharusnya dilakukan pada 458 DAS prioritas yang kritis, dan perlu penanganan serius. SK Menhut No 284/KPTS/II/1999 menyebut kategori 60 DAS merupakan DAS prioritas I, 222 DAS prioritas II, dan 176 DAS prioritas III.
Secara rasional, kata Prakosa, gerakan RHL mencakup sembilan juta hektar dengan biaya Rp 45 trilyun selama lima tahun, sehingga 18 juta hektar hutan dan lahan yang rusak baru dapat rehabilitasi selama 10 tahun.
Menurut Menhut, hutan yang paling parah terdapat di Pulau Jawa yang mengalami banjir di musim hujan, dan kekeringan di musim kemarau. Hutan di Jawa hanya tinggal 15 persen sehingga defisit air sudah mencapai 32 miliar meter kubik per tahun sejak 1995.
Temu nasional GNRHL tersebut dihadiri oleh Menteri Kehutanan Prakosa, 15 gubernur, sejumlah Wakil Gubernur, bupati serta Kadis Kehutanan se Indonesia.(mkf)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
3
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua