Warta

Labelisasi Vaksin Halal Ditolak dalam Pertemuan OKI

NU Online  ·  Jumat, 15 Juni 2007 | 09:40 WIB

Kuala Lumpur, NU Online
Usulan Indonesia agar ada label halal dalam peredaran vaksin di negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) ditolak. Menteri Kesehatan RI Dr dr Siti Fadillah Supari mengaku kecewa dengan hasil pertemuan menteri-menteri kesehatan negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI di Kuala Lumpur, Jum'at (15/6).

"Ironis, para menteri kesehatan negara-negara Islam bersidang tetapi menolak usulan Indonesia agar negara-negara OKI perlu memberikan label halal dalam vaksin yang beredar di lingkungan OKI. Lalu apa gunanya ada pertemuan para menteri kesehatan OKI," kata Siti Fadilah di tengah-tengah pertemuan menteri kesehatan OKI.

<>

Menurut dia, Indonesia telah berhasil membuat vaksin halal dan oleh karena itu dibutuhkan dukungan negara-negara Islam untuk membelinya, tetapi malah ditolak.

"Jika mengklaim sebagai negara Islam, janganlah sembarangan membeli vaksin. Belilah vaksin berlabel halal. Negara Islam belilah vaksin halal yang diproduksi negara Islam, tetapi malah ditolak katanya nanti malah membuat isu menyeramkan," katanya.

Siti Fadilah menambahkan, masalah kesehatan yang minim pada negara Islam bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga politik, karena banyak anak-anak meninggal dunia karena kurang gizi akibat peperangan, tekanan politik internasional, dan politik, misalnya di negara-negara Islam Afrika, Irak, dan Iran yang akan diamcam embargo ekonomi karena ingin mengembangkan nuklir untuk kepentingan umat.

"Harus diakui angka kematian bayi, angka kematian ibu di negara-negara muslim lebih tinggi dibandingkan negara-negara non muslim tetapi mereka meninggal bukan karena kesehatan, bukan hanya kekurangan gizi, tetapi banyak juga yang meninggal karena terkena bom," tambahnya.

Menurut dia, hasil pertemuan para Menkes OKI yang pertama ini dan diselenggarakan Kuala Lumpur Malaysia kurang menggigit.(ant/nur)