Kredit Usaha Tani popular dengan istilah KUT, yang selama ini menjadi program pemerintah untuk sejahterakan petani, disalah gunakan oleh tokoh oportunis yang ada di desa, aparat desa, aparat kecamatan dan aparat kabupaten.
“KUT tak sejahterakan petani, tapi habis untuk tokoh oportunis. Petani kita rusak ketika kucuran bantuan yang ngaco itu,” papar H Mustholihin Madjid, sekretaris Lembaga Perekonomian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, (LPNU-PBNU), saat membuka pertemuan Forum LPNU-LPPNU Solo Raya, dalam acara pelatihan dan pembukaan tentang pertanian dan ekonomi ummat, berbasis Aswaja, di Pondok Pesantren Manba’ul Hikam, Wonogiri, Jawa Tengah 25-27 Maret 2011.
gt;
Selain KUT, pupuk juga menjadi sorotan Mustholihin, pupuk yang berasal dari gas alam Indonesia, dan mendapat subsidi dari pemerintah justru disahgunakan oleh mafia pupuk.
“Distribusi pupuk itu mendapat subsidi dari pemerintah untuk rakyat, tapi prakteknya dijual untuk rakyat lebih mahal ketimbang yang di jual ke luar negeri. Mata rantai mafia pupuk itu sudah lama berlangsung, sekitar revolusi hijau,” katanya.
Sementara itu Ketua Forum LPNU-LPPNU Solo Raya Ir.H. Edy Waluyo, MM dalam sambutannya menjelaskan, ekonomi warga NU di wilayah Solo Raya (Boyolali, Klaten, Solo, Karanganyar, Sragen, Sukoharjo dan Wonogiri) miliki potensial besar.
Mereka bergerak di sector riil antara lain ikan hias, air mineral, jamu, ternak ayam, sablon, batik, catering, ketela, melon, lombok, domba garut, gilingan padi, sapi potong, pakan ternak, dan koperasi serta lembaga keuangan syariah.
Selain itu wilayah Solo Raya dikelilingi perusahaan berskala nasional dan penanaman modal asing, diantaranya perusahaan kain, batik, obat-obatan, jamu, mie instans, kerajinan, kayu, benang, baja dan sebagainya.
Menurut Mustholihin, persoalan ekonomi warga NU itu diantaranya masalah infrastruktur, sumberdaya manusia, keahlian, keuangan dan pemasaran.
Ia berharap kepada warga NU di Solo Raya, untuk membuat kelompok-kelompok kecil berbasis usaha sejenis. Kemudian kelompok kecil itu dilakukan pemberdayaan, tentang adab, aqidah dan syariah serta management. Dalam kesempatan itu tampak hadir pula Ir. Guruh Santoso, Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, H. Helmy Ahmad Sakdillah SE, Ketua PC NU Solo, H. Nagib Sutarno, MM, Ketua PC NU Sukoharjo, dan H Mubarok, SKm, Ketua PC NU Wonogiri. Peserta pelatihan sebanyak 46 orang dari perwakilan LPNU dan LPPNU, Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, Solo, Sukoharjo dan Wonogiri. (ccp).
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
6
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
Terkini
Lihat Semua