Warta

Konsep Dakwah Perlu Direvitalisasi

NU Online  ·  Rabu, 29 April 2009 | 09:47 WIB

Jakarta, NU Online
Pendekatan dakwah yang hanya menunggu undangan dari masyarakat perlu diubah dengan melakukan revitalisasi melalui pendekatan yang lebih proaktif kepada masyarakat, terutama yang saat ini belum banyak tersentuh oleh kegiatan dakwah.

Demikian dikatakan oleh Direktur Penerangan Islam Depag Ahmad Djauhari dalam acara halaqah Dakwah Ahlusunnah wal Jamaah yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah NU di Gedung PBNU, Rabu (29/4).<>

Ahmad Djauhari menyayangkan model dakwah yang dilakukan saat ini hanya mensasar kelompok yang sudah baik, seperti melakukan dakwah di majelis taklim, kelompok pengajian dan lainnya, sementara golongan yang membutuhkan bimbingan agama malah kurang tersentuh.

“Dakwah perlu direvitaslisasi, tak sekedar simatupang atau siang malam tunggu panggilan,” katanya.

Dakwah dengan pendekatan pro aktif inilah yang dilakukan oleh para walisongo yang telah berhasil mendakwahkan Islam di Indonesia. Sayangnya, semangat para dai saat ini sudah jauh berbeda. Sebagai akibatnya, jumlah umat Islam di Indonesia kini semakin menurun. Jika dahulu mencapai 90 persen lebih, kini hanya meliputi jumalh 87 persen saja.

Model dakwah yang cukup efektif saat ini adalah pendekatan ekonomi. Para dai, diharapkan tidak hanya menggandalkan diri dari honor yang didapat dari pemerintah saja, maka Departemen Agama mencanangkan program kewirausahaan untuk para dai, sehingga mereka akan mampu memberdayakan ekonomi keluarganya dan juga ummat. Di beberapa daerah, depag memiliki program pengembangbiakan kambing dan sapi perah untuk mendukung dakwah kepada masyarakat.

Tak Bisa Andalkan Sekolah

Djauhari juga mengatakan, kaderisasi dakwah tidak bisa mengandalkan materi pelajaran di sekolah karena muatannya hanya 2 jam pelajaran per minggu, jumlah yang sangat tidak memadai untuk memahami agama dengan baik.

Ia mengkhawatirkan, jika kaderisasi tidak jalan, umat Islam yang saat ini mayoritas perlahan-lahan bisa menjadi minoritas, dan dakwah akan semakin sulit karena tantangan dari kelompok lain akan semakin besar.

Tak lupa, ia juga mengingatkan agar umat Islam bersyukur, tak hanya dengan lisan dan berdoa, tetapi yang lebih penting melalui perbuatan. “Jangan hanya cari yang mudahnya saja, bersyukur juga harus dengan perbuatan,” tandasnya. (mkf)