Konferensi Islam Tawarkan Islam Sebagai Solusi Krisis
NU Online · Senin, 9 Februari 2009 | 04:59 WIB
Konferensi Islam ke-3 yang digelar Islamic Society, sebuah lembaga mahasiswa Muslim di University of Essex, menawarkan Islam sebagai solusi.
     Â
Konferensi itu merupakan kelanjutan dua konferensi sebelumnya pada 2008 yang bertajuk "A Journey to Islamic Values" dan 2007: "Islam as a Moderate Religion", ujar Amika Wardana, dosen jurusan Pendidikan Sejarah dari Universitas Negeri Yogyakarta yang mengambil program Doktor Sosiologi di University of Essex, kepada koresponden Antara, London, Ahad.<>
     Â
Amika mengatakan, konferensi yang mengusung tema "Islam Beyond the Veil?" itu menampilkan lima pembicara, di mana empat di antaranya merupakan penduduk Muslim Inggris dan seorang ahli psikologi pendidikan dari Kerajaan Saudi Arabia. Muslim Inggris, Abdul Raheem Green sebagai pembicara pertama mengatakan, pernyataan Islam sebagai solusi kehidupan manusia modern masih tampak sebagai slogan belaka dan membutuhkan kerja keras dari kaum Muslimin untuk mewujudkannya.
     Â
"Nilai solutes Islam juga harus lebih realistis pada beberapa masalah tertentu saja bukan untuk semua masalah," ujar pria kelahiran Daar-es-Salaam, Tanzania, dari keluarga Agnostik-Katolik.
     Â
Menurut Abdul Raheem Green, menempatkan Islam sebagai satu-satunya solusi bagi semua masalah adalah sebuah kesalahan yang dikemudian hari malah menjadi boomerang bagi masa depan Islam.
     Â
Dikatakannya apabila kaum Muslimin menginginkan sikap toleran dari masyarakat Kristen-Katolik dan juga pro-sekularisme di Inggris, maka Islam juga harus menunjukkan toleransinya kepada agama-agama yang lain.
     Â
Sedangkan pembicara lainnya Khola Hasan dan Dr. Yahya Al-Baheth, masing-masing membahas tentang pentingnya implementasi atau diakuinya Hukum Islam khususnya berkaitan dengan perkawinan dan warisan di Inggris dan peran penting keluarga dalam menciptakan generasi Muslim yang kuat.
     Â
Khola, penyandang master dalam bidang Perbandingan Hukum Internasional dari SOAS (School of Oriental and African Studies) ini mengingatkan perempuan Muslim adalah kelompok yang rentan menjadi korban tidak diakuinya Hukum Islam dalam sistem hukum di Inggris.
     Â
Banyak perempuan yang pernikahannya tidak terdaftar di Civil Magistrate tidak mendapatkan bagian pensiun dari suaminya yang meninggal atau tidak bisa menuntut cerai karena suaminya melakukan tindak kekerasan, ujar Khola Hasan.
     Â
Sementara itu, Tarek El-Diwany, konsultan di bidang perbankan dan keuangan Islam, mengkritik merajalelanya riba dalam sistem keuangan dan perbankan dunia.
     Â
Menurutnya, resesi ekonomi global yang terjadi saat ini adalah satu dampak dari masih dipertahankannya riba. Akibatnya, semua orang dari seluruh negara di dunia, khususnya negara Dunia Ketiga, memiliki beban hutang dan tidak mungkin bisa dilunasinya karena adanya praktek riba dalam sistem keuangan dunia.
     Â
Secara khusus alumni program studi Akuntasi dan keuangan dari University of Lancaster ini mencontohkan Indonesia yang harus sekuat tenaga menguras seluruh sumber daya alamnya untuk membayar hutang ke negara-negara maju Eropa Barat dan Amerika Utara.
     Â
Di akhir ceramahnya, Tarek menegaskan Sistem Perbankan Syariah pun masih mempraktekkan sistem riba ini, meskipun dengan nama lain. Ini hanya permainan semantik saja, tapi keduanya (sistem perbankan konvensional dan syariah) masih berdasarkan riba.
     Â
Konferensi ini ditutup dengan paparan Dr. Muhammad Abdul Bari, Sekretaris Jenderal Muslim Council of Britain, yang menuding media Barat yang terus menerus menampilkan narasi teror dalam pemberitaan media berkenaan dengan Islam dan dunia Muslim.
     Â
Adalah menjadi kewajiban setiap Muslim di manapun dia berada untuk bekerja keras menunjukkan bahwa keislamannya bukanlah ancaman bagi orang lain.
     Â
Pernyataan ini ditanggapi Abdul Raheem Green yang mengingatkan bahwa setiap Muslim di Inggris selayaknya mengenal semua tetangga tempat dia tinggal, mengunjungi ketika ada yang terkena musibah dan menawarkan bantuan apabila ada yang membutuhkan. "Bukankah ini diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW," katanya. (ant/das)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
4
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
5
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
6
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
Terkini
Lihat Semua