Warta 65 RESOLUSI JIHAD

Kiai Sholeh Hadiri Peringatan Hari Pahlawan

NU Online  ·  Rabu, 10 November 2010 | 08:15 WIB

Surabaya, NU Online
Salah seorang pelaku peristiwa 10 Nopember 1945, KH Sholeh Qosim (82), menghadiri peringatan 65 tahun Hari Pahlawan di Gedung Astranawa, Surabaya, Selasa malam (9/11). Dalam testimoninya, Kiai Qosim mengatakan bahwa serangan para kiai dan santri pada penjajah adalah berdasarkan resolusi jihad yang dikumandangkan KH Hasyim Asy'ari.

Selain Kiai Sholeh, acara yang mengetengahkan tema Peran Ulama dalam Mempertahankan NKRI ini juga dihadiri Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Miftahul Akhyar, Choirul Anam, KH A. Saiful Chalim AR (Ketua PCNU Surabaya), Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), serta ratusan laki-laki dan perempuan yang memenuhi ruang pertem<>uan.

Sementara itu, KH D Zawawi Imron yang hadir sebagai penceramah, mengatakan bahwa para santri, ulama dan masyarakat harus terus menghidupkan spirit resolusi jihad yang dulu digelorakan KH Hasyim Asy'ari.

"Peringatan bukan sekedar mengenang. Tapi untuk dapat api semangat mewujudkan sejarah masa kini sebagai nilai mulia," ujar Zawawi yang juga seorang penyair dan pelukis.

"Kita sebagai santri dan masyarakat, harus terus belajar menjadi bangsa besar. Salah satunya dengan menghargai sejarah. Belajar juga berguna agar hidup ini selalu mengedepankan kepentingan umat manusia dan bangsa secara lusa, apalagi kita termasuk digolongkan sebagai orang dibesarkan dengan pendidikan agama yang kental," jelas kiai yang lahir dan besar di Batangbatang, Madura.

Kalau para kiai dan santri kita, kata Zawawi,
tidak pintar, mungkin saja negeri ini bercerai-cerai, tidak seperti sekarang.

"Sebelum merdeka, lagu Indonesia Raya dilarang oleh Belanda. Tapi lagu itu tetap dinyanyikan di pesantren-pesantren NU. Bahasa lagu tersebut diganti dengan bahsa Arab, sehingga mata-mata Belanda tidak tahu apa isinya. Dalam kesempatan itulah, para kiai menggelorakan semangat hubbul wathan, atau cinta tanah air," pungkas Zawawi. (hh)