Warta

Kiai Muhyiddin: Yang Mengajarkan Teror Hanya Pesantren Itu-itu Saja

NU Online  ·  Ahad, 1 November 2009 | 04:49 WIB

Jember, NU Online
Secara umum, pesantren tidak ada kaitannya dengan tindak kekerasan seperti teror. Sebab, pesantren mengajarkan akhlaqul karimah, sopan santun dan kelembutan serta toleransi yang tinggi.

Hal tersebut dikemukakan Rais Syuriyah PCNU Jember KH Muhyiddin Abdusshomad. Menurutnya, walaupun hampir semua teroris adalah jebolan sebuah pesantren, tapi itu tidak bisa dijadikan acuan untuk menstempel pesantren sebagai sarang teror<>

”Itulah susahnya. Pelaku teror sering dikait-kaitkan dengan pesantren. Padahal hanya pesanten itu-itu saja,” katanya saat menjadi nara sumber dalam seminar ”Kilas Balik Pesantren Dalam Menghadapi Tuduhan Terorisme” di aula STAIN, Jum’at (30/10) lalu.

Kiai Muhyiddin meminta masyarakat untuk dapat memetakan atau membedakan pesantren yang ada di Indonesia. Dijelaskannya, pesantren-pesantren tua tidak mungkin mengajarkan terorisme.

Dikatyakannya, jika mengajarkan teror, tentu sudah lama Indonesia diguncang teror, bahkan sebelum merdeka. Pesantren tua, katanya, mengakui Pancasila sebagai dasar negara. Sedangkan pesantren penghasil teroris rata-rata pesantren baru dengan ideologi berbeda. ”Kalau kita menerima Pancasila sebagai asas negara, teror tak akan muncul,” ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan KH Abdullah Syamsul Arifin. Menurutnya, tipologi pesantren ada dua, yaitu pesantren yang mengakui Pancasila dan pesantren yang tidak mengakui Pancasila sebagai dasar negara.

Pesantren tipe yang kedua ini, katanya, menganggap Indonesia bukan negara Islam sehingga siapapun pemimpinnya, halal darahnya. ”Ujung-ujungnya terjadi pengeboman di berbagai daerah,” terangnya. (ary)