KH Syekh Soleh Basalamah: Ramadhan, Bulan Kedamaian
NU Online · Ahad, 15 Agustus 2010 | 04:02 WIB
Brebes, NU Online
Pengasuh pondok pesanteren Darussalam Jatibarang Brebes KH Syekh Soleh Basalamah menyampaikan, bulan Ramadhan adalah bulan kedamaian. Dalam bulan puasa ini perlu dijaga berbagai tindak anarkis dan huru hara yang membuat kegaduhan masyarakat.
“Ramadhan sebagai syahrus salam (bulan kedamaian,red) maka harus kita maknai dengan mempromosikan perdamaian dan keteduhan,” ungkap Syeh Soleh kepada NU Online saat bersilaturahim ke pesantrennya, Sabtu (14/8).
<>Untuk itu, lanjut Syeh, umat Islam yang beribadah puasa harus selaras dengan tujuan Allah memerintahkan puasa. Tujuan utamanya, adalah agar manusia berubah seluruh aspek kehidupannya, yakni menjadi mutaqin (orang yang bertakwa,red).
Menurut Syeh Soleh, ada empat syarat untuk mencapainya. Yang pertama, orang tersebut harus cinta ilmu. Kedua, berusaha mengamalkan ilmunya. Ketiga Ikhlas dan keempat mengembalikan apapun yang terjadi pada Allah SWT.
Manusia kadang lalai dengan apa yang dikerjakannya. Segala aktivitas yang dilakoninya maunya ada balasan yang berupa materi semata. Ketika gagalpun tidak terima, sehingga gampang putus asa.
Maka, bulan Ramadhan juga dikatakan sebagai bulan madrasahnya umat Islam. Orang yang belajar di madrasah harus harus naik. Untuk bisa naik tentu dengan mengamalkan berbagai amalan-amalan yang dianjutkan dalam bulan suci ini.
Ramadhan adalah bulan penyemangat. Bulan yang mengisi kembali jiwa setiap muslim. Ramadhan sebagai “ Syahrul Ibadah ” harus kita maknai dengan semangat pengamalan ibadah yang sempurna. “Meskipun, Allah SWT tidak membutuhkan ibadahnya manusia, manusialah yang membutuhkan ibadah pada-Nya sebagai bukti dan bakti hamba pada Sang Kholik,” tegas Syeh Soleh yang juga Wakil Rais Syuriyah PCNU Brebes itu.
Dan Ramadhan sebagai syahrul maghfiroh (bulan ampunan), maka harus kita hiasi dengan meminta ampunan kepada Allah Ta’ala, meminta maaf dan memberikan maaf kepada sesama. “Dengan Ramadhan juga, kita nikmati sebagai bulan iman yang membawa aman,” ungkapnya.
Dengan keimanan yang kokoh, sambungnya, maka kita tidak akan berbuat yang neko-neko. Negara akan aman, kalau umat Islam berjalan pada garis yang ditentukan oleh Al quran dan Al hadits dengan tetap mengindahkan ijma dan qiyas.
Terkait dengan kegiatan pembelajaran Ponpes Darussalam, Syeh Soleh menjelaskan, kalau dalam puasa tidak memakai kurikulum biasa. Selama bulan puasa hanya menargetkan menamatkan lima kitab kecil. Antara lain kitab Mala Ainun Ro’at (Keindahan yang belum dilihat oleh mata) karangan Prof Sayid Moh. Alawi Al Maliki Al Hasanah. Kajian ini dilakukan setiap bada Ashar di Masjid Mujahidin Jatibarang Kidul. “Lebih kurang 500 peserta mengikuti kegiatan ini,” imbuhnya.
Selain itu, Syekh mengkaji kitab-kitab nasihat. “Kitab-kitab tersebut, diupayakan bisa selesai sekitar tanggal 20 atau 22 Ramadhan,” ucapnya. Aktivitas lain yang dilakukan santri selama bulan Ramadhan yakni Dzikir Toriqoh Attijani Bada Ashar hingga bada Maghrib. (was)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua