KH Hasyim Muzadi : “Dengan Khittah, NU Posisinya Terhormat”
NU Online · Rabu, 14 Januari 2004 | 01:39 WIB
Kairo, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengemukakan, NU yang sebelumnya sempat dihujat, kini kembali posisi terhormatnya sebagai organisasi massa yang bergerak di bidang dakwa dan pendidikan.
Alhamdulillah, NU sekarang ini tak lagi dihujat-hujat seperti penah terjadi sebelumnya. Kini NU kembali menempati the right track (posisi yang benar), kata KH Muzadi dalam pertemuan dialogis dengan mahasiswa Indonesia di Kairo, Mesir, Senin (12/1) malam.
<>Pernyataan Muzadi dalam pertemuan yang berlangsung di Sekretariat Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU-Mesir ini, tampaknya merujuk pada situasi NU di masa Presiden Abdurrahman Wahid( Gus Dur )sempat dihujat habis-habisan akibat terseret atau diseret oleh kondisi politik saat itu.
Orang nomor satu di organisasi massa Islam terbesar di Indonesia itu mengakui bahwa mengembalikan NU ke posisi yang benar ini bukan persoalan gampang, tetapi dilakukan dengan penuh kesungguhan secara bersama oleh semua komponen pimpinan PBNU.
Ia mengemukakan, NU akan menjadi institusi yang terhormat bila tetap pada khittahnya, yakni mempertahankan misi utamanya sebagai pengemban amanah dakwah Islamiyah dan pendidikan, dan jangan sekali-kali melibatkan diri dalam politik praktis.
Ketika NU memasuki medan politik praktis, maka yang dipikirkan adalah semata-mata merebut kursi untuk kekuasaan, dan pada gilirannya umat Nahdhiyin terhempas gelombang tarik-menarik perebutan kekuasaan, paparnya.
Hasyim Muzadi kembali menegaskan, untuk mempertahankan posisi terhormat ini, NU tidak boleh lagi hanya mendukung salah satu partai politik, tetapi harus menempatkan diri di atas semua golongan. Ia menggarisbawahi posisi Partai Kembangkitan Bangsa (PKB). PKB bukan bagian dari NU, meski prakarsa pemebntukannya dilakukan oleh tokoh-tokoh NU.
Prinsipnya sederhana saja, NU mengayomi semua komponen Nahdhiyin, dan memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada warga NU untuk menentukan sikap politiknya sesuai hati nurani, katanya. Disinggung tentang gerakan anti-korupsi yang diusung NU dan Muhammadiyah, Muzadi mengungkapkan, gerakan anti-korupsi ini merupakan bagian dari upaya memperbaiki moral masnyarakat, yang dimulai dari diri sendiri.
PBNU telah mengirim surat kepada warga NU yang memegang jabatan-jabatan penting di pemerintahan, seperti menteri, gubernur, bupati, dan lainnya, agar menghindari korupsi tersebut. Sikap anti-korupsi yang diusung ini hendaknya dimulai dari diri sendiri. Jadi, surat PBNU kepada pejabat-pejabat warga NU di pemerintahan itu sifatnya sebagai imbauan moral untuk menghindari korupsi, katanya dan menambahkan bahwa sesungguhnya, korupsi itu hingga era reformasi ini tidak pernah surut, bahkan kelihatannya kian merajalela.
Kiai Muzadi bersama dua pimpinan PBNU, yaitu Prof Dr KH Said Agil Siraj Al-Munawwar, dan Wasekjen Masduki Baidlawi, malakukan kunjungan tiga hari ke Mesir untuk menyampaikan undangan kepada Syeikh Agung Al-Azhar Prof Dr Mohamed Sayed Tantawi untuk menghadiri International Conference of Islamic Scholars di Jakarta bulan depan.
Dalam pertemuan dengan Syeikh Tantawi di kantor pusat Al-Azhar di Distrik Darrasah, pusat kota Kairo, pada Senin (12/1) itu, selain delegasi PBNU, Muzadi juga didampingi Dubes RI untuk Mesir Prof Dr Bachtiar Aly, MA, dan Kabid Penerangan KBRI Kairo Teuku Darmawan.
Sebelum ke Mesir, rombongan PBNU juga melakukan kunjungan muhibah ke Tripoli dan bertemu dengan Presiden Libya Muammar Khaddafy untuk menjajaki kerjasama ekonomi yang dalam hal ini juga melibatkan ketua PBNU yang menangani bidang perekonomia Mustofa Zuhad Mughni.
Diharapkan dengan adanya kerjasama ekonomi tersebut dapat memajukan kesejahtaraan warga nahdiyyin dan menjadikan NU sebagai satu organisasi yang mandiri.(mkf)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua