Warta

KH Hasyim Mulai Konsentrasi Bina Pesantren

NU Online  ·  Rabu, 31 Maret 2010 | 02:02 WIB

Jakarta, NU Online
Pasca kepengurusan PBNU, KH Hasyim Muzadi kembali mengurus pesantren. Sepulang dari Muktamar di Makkasar, ia akan segera mempersiapkan pembukaan pesantren Al Hikam II di Jakarta.

Pesantren yang dibangun di dekat kampus Universitas Indonesia Depok ini rencananya akan diresmikan bulan Mei mendatang, sehingga perlu segera ada persiapan yang matang, Sementara pembukaan penerimaan Mahasiswa Perguruan Tinggi Al Qur’an sudah akan dimulai pada bulan Juli mendatang.<>

Kedua pesantren mahasiswa yang berada di Malang dan Depok itu akan diintegrasikan pengelolaannya. Kiai Hasyim berharap dengan penerapan teknologi informasi, pengajian teleconference bisa dilakukan.

Pengajian yang dilakukan di Al Hikam II bisa langsung diikuti oleh para santri di Al Hikam I Malang dan pesantren lain pada umumnya. Semua perangkat telah disiapkan, tinggal menunggu peresmian pesantren.

Pengkaderan untuk kalangan ulama dan kiai sangat diperlukan, “Agar para ulama tidak hanya tahu isi kitab, tetapi mempu membaca dan memahami realitas agar mereka bisa menjalankan misi sosial dengan tepat. Mampu menerapkan agama dalam sistem masyarakat yang pas, sehingga ajaram agama bisa dipahami dan diterima masyarakat,” katanya.

Lebih jauh lagi dengan kemampuan para kiai dan ulama dalam membaca kitab dan realitas sosial, mereka tidak akan terjerumus ke dalam politik praktis, sebab mereka akan tahu peta politik baik nasional maupun global. Dengan demikian mereka tidak mudah dimobilisasi atau diprovokasi dan diadu domba.

“Perbedaaan pendapat dia antara kiai merupakan hal yanag biasa, tetapi kalau perbedaan sudah dikelola para povokator maka konflik antar para ulama akan terjadi. Maka pendidikan ulama dengan memberikan informasi yang cukup dengan perkembangan sosial politik dan budaya akan menjadikan mereka kiai yang lebih bijaksana dan mampu bersikap proporsional dalam menghadapi situasi sosial sekontroversial apapun,” imbuhnya.

Menurut Hasyim, pendidikan di pesantren Tinggi Al Qur’an yang akan menerima sekitar 50 orang mahasiswa itu semuanya gratis, mulai dari SPP, pemondokan serta makan.  Demikian juga pengkaderan para ulama muda yang akan direkrut dari NU wilayah dan cabang dari seluruh Inmdonesia juga sepenuhnya gratis. Karena itu diperlukan kesediaaan dana yang memadai agar semua rencana tersebut berjalan lancar.

Langkah besar ini dilakukan karena hanya dengan cara itu upaya menyelamatkan tradisi NU bisa dilakukan dan dengan demikian penyelematan bangsa ini juga ikut terjamin. (mdz)