Kerinduan Pelajar Terhadap Solusi Problem
NU Online Ā· Sabtu, 19 Februari 2011 | 09:33 WIB
Ditengah-tengah berbagai problem yang menerpa pelajar Blora saat ini, khusunya mereka yang mulai mengenal berbagai alat-alat produk globalisasi dengan sajian khasnya yaitu multifungsi yang membuat mereka dihadang berbagi problem kehidupan akibat penyalahgunaan fungsi alat tersebut dan membuat mereka untuk saat ini merindukan sebuah solusi.
Dengan latar belakang di atas, maka IPNU dan IPPNU mengisi acara pelantikannya dengan salah satunya adalah mengadakan acara Pandangan publik yang mengusung tema āMengurai Problematika Pelajar Blora, sebuah agenda yang diharapkan mampu mengobati kerinduan para pelajar,ā kata Mundir selaku koordinator agenda tersebut.<>
Acara yang dipandu oleh aktivis NU Yunus Baktiar itu berjalan cukup gayeng dan sesekali keluar canda dari tiga pemateri yang hadir. Winoto SH, kepala Dinas Pendidikan Blora, mencoba menguraikan materi tentang pendidikan akhlakul karimah. Di sana kepala Diknas tersebut mengatakan
āMengapa saya memilih memberikan materi ini, mungkin inilah yang tepat untuk memberikan solusi sekaligus benteng bagi generasi penerus bangsa karena dengan pendidikan akhlak kita bisa membentuk moral yang baik dan tahan banting,ā ungkapnya.
Sementara, pemateri kedua dari ketua LP Maāarif Blora H Suratman, memaparkan dalam materinya untuk saat ini problem yang dihadapi oleh pelajar adalah bukan soal penyalahgunaan alat-alat produk globalisasi. Melainkan banyak hal atau faktor yang menyebabkan kenakalan pelajar dan itu harus disadari semua warga pelajar, tetapi pada dasarnya ada dua faktor, internal yaitu dari diri mereka sendiri dan eksternal yaitu dari lingkungan. sekitar untuk mengatasi itu semua maka diperlukan kejelian dari semua pihak.
Paparan pemateri ketiga oleh praktisi pendidikan yang sekaligus juga Anggota Dewan Pendidikan mengatakan bahwa kalau boleh jujur pendidikan saat ini sudah hilang dari karakteristik yang selama ini menjadi ciri khas bangsa kita yaitu adat ketimuran.
"Boleh jadi kebiasaan pelajar saat ini hanya meniru dan meniru tanpa tau apakah itu benar atau menyalahi norma,ā kata Fatah
Disamping itu, sesuai dengan pengalaman dan pengamatan, mungkin warga pendidikan tak pernah melihat sebuah selogan yang berbunyi man jadda wajadda. Kata ini justru mengingatkan bahwa kalau boleh jujur pendidikan selama ini kurang sungguh-sungguh baik itu yang mengajar, yang diajar maupun yang membiayai.
"Jadi pada intinya, kalau tak ada kesadaran dari semua pihak untuk bersungguh-sungguh tentunya tidak akan terbangun waktak pendidikan yang betul-betul membanggakan,ā ungkapnya.
Sebagai rangkaian akhir dari acara Pelantikan ini, dilakukan Rapat Kerja yang akan menggodok program kerja kepengurusan selama satu periode ke depan. (edi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Amalan Penting di Permulaan Bulan Dzulhijjah, Mulai Perbanyak Dzikir hingga Puasa
4
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
5
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah dan Hari Spesial di Dalamnya
6
Kelola NU Laksana Pemerintahan, PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan
Terkini
Lihat Semua