Keretakan Senator Republik AS dengan Bush Sisakan Pertanyaan Mendasar
NU Online · Sabtu, 7 Juli 2007 | 04:31 WIB
Setelah sebagian tokoh Partai Republik tidak sependapat dengan kebijakan Bush mengenai parang Irak, pertanyaan yang mengemuka di Washington kemudian adalah siapa pemimpin berikutnya.
Sebagaian senator Republik yang saat ini sedang bersiap dalam pemilu berikutnya tahun depan tercantum paling atas dalam daftar para pembuat kebijakan. Namun, sebagain senator yang lain mengungkapkan keprihatinannya atas masa depan Partai Republik yang kian rentan terkait isu siapa pemimpin berikutnya.<>
Memasuki detik-detik menuju Hari Pemilihan pada Novemver 2008, tekanan rakyat AS kini sedang dihadapkan pada para legislator yang masih setia terhadap kebijakan President George W. Bush tentang perang Irak. Mereka kini berada pada posisi yang rentan, ketidakpercayaan rakyat AS tentu sebagai taruhan.
Banyak kartu liar yang beredar menyebutkan, para anggota yang berseberangan dengan Bush yang akan bersaing dalam pemilu berikutnya membidik sejumlah isu sebagai senjata seperti imigrasi dan sentimen antiperang.
Dukungan di antara senator Republik itu dianggap penting terhadap kebijakan Irak Bush. Partai Demokrat kini memegang sedikit lebih besar suara mayoritas di Senat, 51-49, dan berulang kali mengecewakan kubu Republik dengan legislasi antiperang.
Keretakan sejumlah anggota Republik dengan Bush kian terang. Dalam dua minggu terakhir ini, tiga anggota Republik yaitu Sens. Richard Lugar, George Voinovich dan Pete Domenici telah menyatakan diri bahwa mereka tidak lagi mendukung strategi perang Irak Bush dan mendesak Bush untuk mulai mengurangi peran militer AS di Irak.
Pernyataan itu mengejutkan banyak pihak mengingat sebagian besar anggota Republik telah mengatakan bahwa mereka akan mengulur waktu hingga September guna melihat situasi apakah penambahan pasukan Bush dapat bekerja.
"Secara hati-hati saya telah mengkaji situasi di Irak dan percaya bahwa kami tidak bisa terus meminta pasukan-pasukan kami untuk berkorban untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Sementara pemerintah Irak tidak membuat kemajuan yang terukur untuk memajukan negaranya." kata Domenici kepada wartawan pekan ini.
Jurubicara Gedung Putih, Tony Fratto, mengungkapkan bahwa posisi pemerintahan Bush sama dengan pendekatan yang dilakukan oleh Demokrat, yaitu "penarikan (pasukan) segera."
"Kami kira, itu adalah cara yang sungguh keliru untuk pergi (dari Irak). Ini akan berbahaya," kata Fratto Jumat 96/7), seperti dilansir sumber AP. (dar)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua