Warta

Kemdiknas: Pendidikan Karakter Perkukuh Jati Diri Bangsa

NU Online  ·  Sabtu, 6 Agustus 2011 | 07:40 WIB

Bogor, NU Online
Arus globalisasi teknologi, informasi dan budaya yang berkemang sangat pesat dinilai membawa dampak serius bagi perubahan perilaku masyarakat, menggerus budaya nasional, dan berpotensi merapuhkan jati diri bangsa.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Prof Dr Khairil Anwar Notodiputro, MS kepada NU Online, Sabtu, di Bogor, mengatakan, globalisasi membawa dua dampak sekaligus, yaitu dampak positif dan negatif. Dua dampak tersebut sebagai konsekwensi niscaya dari pergaulan global yang nyaris tanpa batas dan sekat apapun.<>

Menurut Prof Khairil Anwar Notodiputro, bila masyarakat kurang waspada dan hati-hati, globalisasi berpotensi besar menggerus budaya nasional dan merapuhkan jati diri bangsa.

"Globalisasi menimbulkan implikasi cukup serius terhadap ketahanan budaya dan jati diri bangsa. Banyak ditemukan perilaku anak bangsa yang menyimpang dari nuilai-nilai agama, moral kebangsaan, dan budaya masyarakat," kata Prof Khairil Anwar Notodiputro.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Pusat Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (PP LPPNU) PBNU tersebut mengemukakan, bangsa Indonesia harus peka dengan perkembangan tersebut, agar globalisasi yang terus berlangsung dalam berbagai sektor kehidupan, tidak menggerus budaya nasional maupun melemahkan jati diri bangsa.

Prof Khairil mengemukakan, untuk mengatasi berbagai potensi ancaman terhadap budaya nasional dan jati diri bangsa, masyarakat perlu memperkuat pendidikan karakter kepada putra-putrinya maupun lingkungan sekitar.

Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Untuk mengatasi ancaman penyimpangan perilaku masyarakat, lanjut Prof Khairil yang juga mantan dekan Sekolah Pascasarjana IPB, perlu dilakukan penguatan pendidikan karakter.

Dia melanjutkan, pendidikan karakter meliputi: penanaman nilai keagamaan dan religiusitas, nilai dasar yang terkandung dalam dasar dan falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, nilai kemasyarakatan berupa nilai moral, etika, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat setempat, serta nilai kenegaraan yang menyangkut kecintaan terhadap Tanah Air dan bangsa.

Oleh karena itu, Prof Khairil Anwar Notodiputro menyerukan agar semua pemangku kepentingan nasional mengapresiasi pendidikan karakter dan mengembangkannya di lingkungan masing-masing.

"Kembangkan pendidikan karakter melalui sekolah, pesantren, masjid, rumah ibadah maupun berbagai organisasi sosial kemasyarakat," papar Prof Khairil yang juga Pembina Keluarga Mahasiswa NU IPB.

Selain itu, ia juga berharap agar kalangan media menaruh perhatian terhadap pentingnya pendidikan karakter untuk menyelamatkan budaya nasional dan mempertahankan jati diri bangsa. "Media massa harus menjadi guru masyarakat dengan mendorong program-program yang mencerahkan bagi kehidupan bangsa," demikian Kepala Balitbang Kemdiknas Prof Dr Khairil Anwar Notodiputro.

Redaktur: Mukafi Niam
Kontributor: Ahmad Fahir