Warta

Kaum Muda Perlu Dibekali Soft Skill

NU Online  ·  Sabtu, 26 September 2009 | 04:24 WIB

Pati, NU Online
Banyaknya sarjana pengangguran menjadi problem krusial bagi dunia pendidikan dewasa ini. Untuk menjawab tantangan ini, Lembaga Kajian al-Hikmah Pati, mengadakan diskusi untuk mencari solusi atas mandeknya inovasi dan kreatifitas generasi muda. Diskusi  bertajuk “Pendidikan Life Skill untuk Masa Depan Gemilang” digelar pada Kamis, (24/9), pukul 09.30 WIB di Auditorium Madrasah Aliyah Mathali’ul Huda, Pasucen, Trangkil, Pati.

Agenda ini menghadirkan narasumber budayawan dan pemimpin Sampak Gus Uran, Anis Sholeh Ba’asyin serta pengusaha AM. Nugroho, dipandu moderator Nur Kholish Anwar. Selain itu, acara ini juga dimeriahkan oleh baca puisi penyair muda tiga kota, Santoso el-Mozart, Muhammadun AS (Sanggar Kutub Jogja),  Sulistyo, Danuji Muhamamd (Sanggar Hasyim Asy’ari Bantul), Munawir Aziz (Pati).<>

Pada agenda ini, budayawan Anis Sholeh Ba’asyin mengungkapkan bahwa mental pemuda perlu diperbaiki agar menghasilkan pikiran kreatif. Menurutnya, pikiran kreatif akan membuka celah kesempatan di pelbagai bidang. “Pemuda perlu keluar dari kotak yang dapat memenjara pikiran kreatif”, ungkapnya.

Pentingnya semangat keluar dari kotak, tambah Anis, agar jalan kreatif terus terbuka. Dengan demikian, pemuda bukan lagi menjadi pengikut dari ruang dan kesempatan yang ada, namun membuka jalan kesempatan baru bagi diri dan lingkungan.

Selain itu, Anis juga menyoroti tentang banyaknya sarjana yang susah mencari ruang untuk mengaktualisasikan ilmu. “Selain ada kesenjangan antara teori dan praktik dalam ruang pembelajaran, paradigma berpikir sarjana juga perlu diperbaiki”, terang Anis.
 
Perbaikan paradigma ini, menurut Anis, penting bagi sarjana, agar tak memandang kerja sebagai tujuan.

‘Yang penting meraih ilmu dan menguasai soft skill, nanti ruang kreatif akan terbuka”, jelasnya.

Pengusaha dan motivator Ahmad Mujahid Nugroho, menjelaskan tentang fase terpenting yang harus dilakoni pemuda.

“Pemuda harus menjadi penggerak bagi lingkungan. Energi kaum muda penting untuk menggerakkan masyarakat dan menjadi pioner pendidikan. Untuk itu, dibutuhkan soft skill dan mental yang mumpuni”, terangnya.

Direktur Lembaga Kajian al-Hikmah, Jamal Ma’ur Asmani, menegaskan bahwa lembaga ini ingin bergerak untuk terus mempersiapkan pemuda sebagai generasi penggerak dan motivator.

“Pemuda itu harus bisa menjadi inspirasi bagi lingkungannya. Sebelum itu, memang harus mau belajar dan menguasai soft skill. Agenda ini untuk membuka wawasan bagi pemuda agar punya mental petarung dan membuka jalan untuk menguasai life skill” ujar Jamal. (ziz)