Kaum Muda NU Bogor Gelar Istighatsah Tutup Tahun
NU Online · Senin, 31 Desember 2007 | 11:50 WIB
Bogor, NU Online
Generasi muda dan keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) di wilayah Bogor, Jawa Barat (Jabar) mengisi tutup tahun 2007 dengan kegiatan kontemplatif-religius, yakni menggelar istighatsah dan pelatihan jurnalistik bagi mahasiswa dan santri NU, serta memberikan santunan kepada kaum dhuafa.
Kegiatan yang digagas Keluarga Mahasiswa Nadhlatul Ulama (KMNU) Sekolah Pascasarjana (SPs) Institut Pertanian Bogor (IPB) itu dipusatkan di Komplek Pendidikan Yayasan Islamic Center (YIC) Al-Ghazaly, Kota Bogor, sejak Senin pagi pukul 09.00 WIB hingga menjelang penutupan tahun pada Senin tengah malam nanti.
<>Acara yang dikemas dalam bentuk "Muhasabah Pergantian Tahun" itu, menurut Ketua Pelaksana, Fitri Hasanah, S.TP, MSi, dilakukan sebagai alternatif kegiatan yang tidak konvensional selama ini, yang lebih mengedepankan sisi hura-hura, ketimbang kegiatan kontemplatif.
"Kita mulai kegiatan alternatif tutup tahun ini dengan hal yang produktif sekaligus kontemplatif, sehingga memaknai pergantian tahun menjadi lebih bermanfaat," kata alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang kini Sekretaris KMNU SPs IPB itu.
Sementara itu, Ketua YIC Al-Ghazaly, ustadz KH Mustofa Abdullah bin Nuh --yang karib dipanggil "Gus Toto"--selaku "sahibul bait" (tuan rumah) kegiatan itu mengaku gembira kalangan muda NU Bogor sebagai bagian keluarga besar "nahdliyin" --sebutan untuk warga NU--melaksanakan kegiatan alternatif yang punya makna seperti itu.
"Pelatihan jurnalistik, istighatsah, memberikan santunan kepada kaum dhuafa, adalah sebuah pilihan cerdas yang bisa memberikan bukti bahwa anak-anak muda NU bisa memberi pilihan kegiatan pergantian tahun yang konstruktif dan berguna," katanya.
Ketua Umum KMNU SPs IPB, Ahmad Fahir, S.Ag menambahkan, kegiatan tersebut adalah rangkaian dari kegiatan sepanjang tahun 2007, yang melibatkan hampir semua pemangku kepentingan NU di Bogor, baik dari kalangan perguruan tinggi maupun komunitas pondok pesantren (Ponpes).
Ia menjelaskan, untuk menyatukan simpul-simpul "nahdliyin" yang berserakan, KMNU SPs IPB mengawali kegiatan pada akhir Mei 2007 dengan silaturrahmi dan dialog interaktif Keluarga Besar NU IPB dan tokoh Ponpes se-Bogor yang membahas "Revitalisasi Peran Nahdlatul Ulama Dalam Pemberdayaan Masyarakat Akar Rumput", yang dihadiri Ketua PBNU, Drs KH Masdar F Mas’udi, MS, sebagai pembicara kunci.
Sejumlah narasumber dihadirkan pada kegiatan perdana itu, yakni Dekan SPs IPB, Prof Dr Ir Khairil Anwar Notodipuro, MS, yang membahas "Urgensi Penataan Manajemen Institusi Pendidikan NU", anggota Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, Dr Ir H Ishartanto, SE, MM, yang juga anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa DPR-RI dengan tema "Memperkuat Kompetensi Warga NU di Lautan Pengabdian" dan Dr Ir H Rachmat Pambudy, MS, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LP2NU), yang juga Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dengan tema "Revitalisasi Peran NU Dalam Pembangunan Sektor Pertanian".
Di samping itu, juga dihadirkan Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Bogor, Drs KH Abdurrahim Sanusi, Lc dengan topik "Bersinergi dan Menyatukan Potensi Dalam Membangun NU", Wakil Ketua PCNU Kota Bogor, Drs KH Asep Abdul Wadud dengan topik "Meretas Jalan Menuju Kebangkitan NU Kota Bogor", dengan moderator Ir Zahrul Muttaqien, peneliti Departemen Kehutanan (Dephut).
Geliat kegiatan itu kemudian terus menggelinding. Pada awal Agustus 2007, komunitas "nahdliyin" IPB menyelenggarakan "road show" ke pesantren-pesantren yang berada di Bogor. Sebagai langkah awal, warga NU mengunjungi Pesantren Daarul Rahman yang terletak di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.
Kegiatan itu diikuti oleh 30 orang, yang terdiri dari mahasiswa S1, S2 hingga S3. Selain mahasiswa, kalangan pimpinan dan dosen senior NU juga hadir, antara lain Dekan Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB Prof Dr Ir Khairil Anwar Notodiputro MS, Prof Dr Ir Surjono Hadi Sutjahjo MS yang juga Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB, dan Dr Aji Hermawan MM, dosen Fakultas Teknologi Pertanian yang juga Direktur "Recognition and Mentoring Program" (RAMP) IPB.
Pada akhir Agustus 2007 digelar Nahdliyin IPB "Ngaji Kemerdekaan" di Pesantren Ibnu Aqil, milik Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PBNU) Jawa Barat KH Agus Salim Mawardi, yang terletak di Desa Laladon, Ciomas, Bogor.
Kegiatan tersebut diikuti sekitar 70 orang, yang terdiri dari mahasiswa S1, S2 dan S3 serta dosen di lingkungan IPB, dengan "motor" Dr Ir Aji Hermawan, MM, dosen Fakultas Teknologi Pertanian yang juga mantan Ketua Cabang Istimewa NU Inggris Raya. Sedangkan dari jajaran PWNU Jawa Barat, hadir Ketua PWNU KH Dedi Wahidi, Wakil Ketua PWNU KH Agus Salim, H Wahyu, yang didampingi para pengurus PCNU Kota Bogor.
Selanjutnya, pada awal Oktober 2007 dilakukan diskusi PBNU dengan para Guru Besar dan akademisi NU di lingkungan IPB dengan tema "Menggagas Nahdlatul Ulama sebagai Organisasi Massa Islam Tradisional Terbesar yang Kokoh dan Modern".
Pada diskusi itu, dari PBNU hadir Ketua PBNU KH Masdar Farid Mas’udi MA, pengurus PBNU Ir Sadar Subagyo, dan mantan pengurus PBNU M Amin.
Sedangkan dari kalangan akademisi "nahdliyin" IPB, hadir Dekan Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB yang juga Guru Besar Ilmu Statistik Prof Dr Ir H Khairil Anwar Notodiputro MS, mantan Dekan Fakultas Kehutanan yang juga Guru Besar Ekologi dan Silvikultur Mangrove Prof Dr Ir H Cecep Kusmana MS, Ketua Komisi B Senat Akademik (SA) Prof Dr Iding M Padlinurjaji, dan Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Prof Dr Ir Djumali Mangunwidjadja, dan praktisi bisnis yang juga mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi Pertanian (EPN) IPB Ir Ifan Haryanto M.Sc.
Menurut Ahmad Fahir, di penghujung akhir tahun 2007 ini, kegiatan penutupnya adalah mengajak kaum muda dan keluarga besar NU untuk melakukan kontemplasi mengenai apa yang sudah dilakukan, sehingga ditemukan langkah untuk aksi-aksi baru pada tahun 2008. "Tentunya, setelah berkontemplasi kita berharap akan muncul ide baru dan segar untuk kegiatan di tahun 2008 nanti," katanya.
Pelatihan jurnalistik bagi mahasiswa dan santri se Bogor itu dipandu oleh sejumlah narasumber yakni mantan wartawan senior Kompas FX Puniman dengan materi "Etos Kerja, Etika Profesi dan Tantangan Seorang Jurnalis", jurnalis LKBN ANTARA, Andy Jauhari dengan tema "Sekelumit Langkah Menuju Industri Media: Bekal untuk Wartawan Pemula", redaktur harian Radar Bogor, Untung Bachtiar dengan tema "Praktik Liputan dan Penulisan Berita", serta Ahmad Fahir yang juga wartawan Jurnal Nasional, dengan tema "Dunia Tanpa Koma: Dilema Bisnis dan Perjuangan Menegakkan Kebenaran".
Pada Senin malam, akan digelar dialog santai dengan tema "Menyatukan Langkah Menuju Ladang Ibadah Sosial dan Pemberdayaan Nahdliyin", yang menghadirkan sejumlah akademisi dan tokoh Ponpes. (ant/mad)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua