Warta NUZULUL QUR’AN

Jadikan Al-Qur’an Sebagai Imam

NU Online  ·  Selasa, 8 September 2009 | 06:01 WIB

Brebes, NU Online
Al-Qur’an harus dijadikan sebagai imam atau panutan bagi umat manusia. Segala aturan yang dibuat manusia harus berkiblat pada kepada kitab suci ini.

Peraturan apapun seperti Undang-undang dan Peraturan Daerah tidak akan berarti apabila tidak bersandarkan Al-Qur’an, tidak membawa barokah bahkan mendatangkan madlarat.<>

“Dijamin, negara ini akan sejahtera atau baldatun toyibatun wa robbur gofur, bila Al-Qur’an sebagai imam,” ujar KH A. Kholid Mawardi MSi dari Tegal saat mengisi tausiyah peringatan hari turunnya ayat pertama Al-Qur’an atau Nuzulul Quran tingkat Kab.Brebes di Pendopo Bupati Brebes Ahad (6/9) malam lalu.

Al-Qur’an, lanjutnya, diturunkan ke bumi untuk keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Maka para pemegang kekuasaan dalam menerapkan atau membuat peraturan, harus menginduk pada Al-Qur’an. Sebab ada jaminan kemuliaan dan keberkahan bagi yang selalu tunduk pada Al-Qur’an.

Sebelum diturunkannya Al-Qur’an, selama lebih dari 571 tahun manusia tidak punya aturan di seluruh aspek kehidupan. Meskipun telah ada berbagai aturan yang diciptakan manusia saat itu, namun tidak kunjung menyelesaikan persoalan. Konflik demi konflik dan penindasan terjadi dimanan-mana sehingga kehancuran peradaban terjadi. “Sebagai solusi, Al-Qur’an pun diturunkan di tengah bobroknya umat, saat itu,” sambungnya.

Atas kedasyatan akan kekuatannya, Allah menjaga Al-Qur’an. "Kami lah yang menciptakan dan kami pula yang menjaganya," ujar pengasuh Pondok Pesantren Kaliwungu Tarub Tegal itu seraya menukil ayat Al-Qur’an.

Begitupun dengan yang 'memelihara' Al-Qur’an dalam kehidupannya, akan mendapatkan jaminan. Rumah yang dibacakan Al-Qur’an akan menjadi rumah yang terindah. "Orang kena penyakit lantaran terlalu banyak makan. Tapi tidak pernah ada orang sakit karena terlalu banyak membaca tahlil atau Al-Qur’an," ucapnya lagi.

Para penghafal atau khafidul Qur’an, lanjut Kiai, akan mendapat jaminan kemuliaan kehidupannya di dunia maupun di akherat. "Khafidz khafidzah di dalam kuburnya tidak akan didekati oleh serangga, sehingga kain kafannya pun akan tetap utuh," terangnya.

Sementara Bupati Brebes H Indra Kusuma, S Sos dalam sambutannya menekankan pentingnya membaca Al-Qur'an. Membaca sebagai kunci pintu gerbangnya ilmu pengetahuan. Dengan berilmu pengetahuan, akan dapat menguasai dunia. Termasuk membaca Al-Qur’an, akan menguasa kehidupan dunia dan akherat.

Bupati berharap agar program pengentasan buta aksara, juga ditekankan perlunya pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an. "Pemberantasan buta huruf Al-Qur’an bisa dimulai dari keluarga dan mushola atau pun Masjid dan Taman Pendidikan Al-Qur’an," ujarnya.

Bupati berkeyakinan, dengan makin banyaknya anak-anak belajar huruf Al-Qur’an, akan tercipta generasi yang unggul dan berakhlakul karimah. "Cahya Al-Qur’an, akan terpancar pada anak-anak kita. Termasuk kita akan selamat manakala mendapatkan cahaya Qur’ani," tandasnya. (was)