Warta

Israel Tak Ingin Arafat Dimakamkan di Jerusalem

NU Online  ·  Senin, 8 November 2004 | 03:14 WIB

Jerussalam, NU Online
Meski pemimpin Palestina Yasser Arafat baru tahap kritis dan belum wafat, Pemerintah Israel sudah menegaskan tidak ingin jenazahnya dimakamkan di Jerusalem.

"Sesuai dengan keputusan Pemerintah, kami akan bekerja bersama dengan militer untuk mencegah pamakaman Arafat di Jerusalem," kata kepala polisi Israel, Moshe Karadi, hari Minggu.

<>

Karadi menegaskan pihaknya akan mengambil langkah-langkah cukup untuk mencegah jangan sampai jenazah pemimpin veteran Palestina berusia 75 tahun itu dimakamkan di Jerusalem.

Sebelumnya, PM Israel Ariel Sharon menentang pemakaman jenazah Arafat di Jerusalem, kota yang direbut Israel pada perang tahun 1967. Pernyataan ini terkait pada ucapan Arafat yang pernah mengatakan ia ingin dimakamkan di Jerusalem jika wafat suatu hari.

Israel memandang Jerusalem, kota suci bagi tiga agama Samawi -- Islam, Kristen dan Yahudi -- sebagai ibukotanya.

Arafat, yang sedang dirawat di RS militer Perancis,  diungkapkan menderita gagal liver sebagai tambahan berbagai penyakitnya yang lain. Perkembangan negatif itu disampaikan seorang petinggi Palestina yang tidak bersedia diungkapkan jatidirnya kepada Reuters, hari Minggu.

Dalam perkembangan lain, PM Palestina Ahmad Qurei dan deputi Arafat, Mahmoud Abbas, hari Senin akan menjenguk Arafat di Paris, setelah keduanya memimpin pengambilan langkah-langkah untuk mengatasi kemungkinan pergolakan di wilayah Palestina jika Arafat wafat.

Maksud kunjungan Qurei dan Abbas ke rumahsakit di Paris, menurut para pejabat Palestina, untuk melihat sendiri keadaan Arafat dan "secara pribadi akan yakin" mengenai kondisi pemimpin Palestina itu.

"Ia menderita gagal liver. Kondisinya tak membaik," kata pejabat Palestina yang tidak ingin diungkapkan nama dan kedudukannya tersebut. Ia menambahkan, "salah satu pilihan yang sedang dipertimbangkan ialah memindahkan Arafat ke Kairo."

Pertimbangan untuk membawa Arafat ke Kairo, menurut para pejabat Palestina, ialah agar bisa secepatnya jenazah Arafat dibawa ke wilayah Palestina jika ia wafat.

Para dokter yang sedang merawat Arafat mengesampingkan leukaemia namun mereka tetap bingung dengan pemburukan tajam kesehatannya pekan lalu begitu masuk RS militer di Paris setelah diangkut dari Ramallah lewat Amman, Jordania, pada 29 Oktober.(an/mkf)