Suhu hubungan antara Iran dan Mesir kembali memanas. Bebeapa waktu lalu, seorang sutradara Iran Muhsin Yazdi merilis film dokumenter berjudul I'dam al-Fir'aun (Dipancungnya Fir'aun), yang menceritakan tragedi pembunuhan Mantan Presiden Mesir Anwar Sadat pada tahun 1981 oleh Khaled Islambuli, salah seorang aktivis gerakan Islam garis keras Mesir.
Dalam film I'dam al-Fir'aun, Khaled Islambuli didaku sebagai sosok protagonis, sementara mendiang Presiden Sadat digambarkan sebagai sosok pengkhianat dan pecundang. Sontak saja, dirilisnya film tersebut membuat publik Mesir menjadi berang<>.
Pada tanggal 7 lalu, Mesir lewat kementrian dalam negerinya melayangkan nota protes dan kecaman atas film tersebut kepada Kedutaan Besar Iran di Kairo, dan memanggil Dubes Iran Sayyid Hasan Rajavi.
"Film tersebut menginjak-injak harga diri bangsa Mesir," demikian dikatakan sumber kementrian dalam negeri Mesir, sebagaimana dilansir koran Al-Arabeyya al-Youm, Jum'at (25/7).
Kecaman juga datang dari Al-Azhar, sebagai institusi agama tertinggi di Mesir. Grand Shaikh Al-Azhar, Muhammad Sayyed Thanthawi, menganggap film tersebut tidak seharusnya dirilis, karena menyinggung perasaan rakyat Mesir dan berpotensi kuat memecah belah persaudaraan umat Islam.
sementara itu, Iran, lewat kedutaan besarnya di Kairo, menanggapi jika film tersebut sama sekali bukan representasi dari sikap dan anggapan rakyat dan negara Iran atas presiden Mesir Anwar Sadat. Flm tersebut murni sebagai buah kreasi seni seorang sutradara Iran yang bersifat independen.
"Kami telah melayangkan nota permintaan ke negeri kami untuk melarang pemutaran dan penyebaran film tersebut."
Di satu pihak, Mesir kini tengah merilis film berjudul "Al-Khumaini, Imam al-Damm" (Al-Khumaini, Sang Imam Berdarah) sebagai reaksi atas dirilisnya I'dam al-Fir'aun. Bisa dipastikan, film Mesir tersebut akan menyerang dan memojokkan sosok Imam Khumaini, pemimpin besar revolusi Islam Iran.
Iran memutuskan hubungan diplomatik dengan Mesir pada tahun 1980. Sebelumnya, pada tahun 1978, Mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel. dan pada tahun 1981, Presiden Mesir Anwar Sadat ditembak mati oleh seorang aktivis Islam garis keras. Oleh sebagian pihak, Sadat dipandang sebagai pelopor perdamaian, dan oleh sebagian yang lain, ia dipandang sebagai pengkhianat. (jzr/ara/atj)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
4
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
5
Badai Perlawanan Rakyat Pati
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua