Rektor IPB Dr Ir Herry Suhardiyanto, MSc menyambut gembira kegiatan yang digagas Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB dan Forum Mahasiswa Pascasarjana (Wacana) IPB yang berhasil mempertemukan dua tokoh ormas keagamaan terbesar di Indonesia ini, yakni Ir Salahudin Wahid, pengasuh Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur, yang merupakan representasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Prof Dr Din Syamsuddin sebagai Ketua PP Muhammadiyah.
“Kadang-kadang mereka punya warna berbeda, tapi sebenarnya kompak,” ujar Rektor saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Dialog Menyambut Hari Pendidikan Nasional, di Auditorium Rektorat Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Darmaga Bogor, Kamis (23/4).<>
Kedua tokoh nasional ini hadir sebagai pembicara pada dialog yang bertema “Pendidikan Sebagai Ujung Tombak Pembangunan Bangsa yang Berbudaya, Beretika dan Berkarakter” ini. Selain keduanya, Ketua Senat Akademik IPB Prof Dr Ir Dudung Darusman, MA, dan Ketua Dewan Guru Besar IPB Prof Dr Ir Endang Suhendang, MS, juga didaulat sebagai pembicara.
Dekan SPs IPB Prof.Dr.Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS., yang bertindak sebagai moderator, mengawali diskusi dengan melemparkan satu buah pertanyaan kepada para pembicara, yakni “sejauh mana pentingnya pendidikan untuk membangun masyarakat yang berbudaya, beretika dan berkarakter?”
“Tidak ada yang membantah pentingnya pendidikan,” ujar Gus Solah, sapaan akrab Ir. Solahudin Wahid seraya menyitir pemikiran Thomas Lickona, professor pendidikan dari Cortland University yang mengungkapkan bahwa kita harus waspada kalau sudah ada tanda-tanda zaman yang mengingatkan bahwa suatu bangsa akan mengalami kehancuran, diantaranya adalah meningkatnya perilaku yang merusak diri seperti narkoba, seks bebas dan alkohol, ketidakjujuran yang sudah membudaya, serta rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.
“Data empiris menyebut bahwa bangsa yang hanya kaya dengan sumberdaya alam, tanpa kaya dengan sumberdaya manusia, akan terkalahkan oleh persaingan global. Di sinilah faktor pendidikan menjadi sangat penting,” kata Din Syamsuddin.
Sementara Prof Dudung mengatakan, “Ilmu itu cahaya, karenanya pendidikan menjadi penentu efektifitas dan efisiensi pembangunan bangsa ini”. Prof. Endang terlebih dahulu mengklarifikasi pendidikan yang dimaksud tentunya adalah pendidikan yang utuh dan berkualitas. “Sebagaimana telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945, dimana salah satu tujuan bernegara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka inilah seharusnya yang kita kembangkan. Jadi bukan orang perorang dalam arti sempit,” tandasnya.
Diskusi semakin berkembang saat sessi tanya jawab. Sejumlah pertanyaan, saran bahkan kritikan muncul. Ragam bahasan pun tidak lagi pada seputar tema diskusi tetapi melebar hingga ranah politik praktis. Seperti sudah bisa dimaklumi bersama, pertemuan dua tokoh nasional yang sama-sama berbasis keagamaan ini, cukup menyita perhatian sivitas akademika IPB yang hadir saat itu. Bahasan yang relevan ditambah dengan gaya penyampaian mereka yang sering kali dibumbui dengan anekdot-enekdot segar, menjadi pencerahan nan penuh makna. (republika.co.id/mad)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua