Warta

Indonesia Butuh Pemimpin Kuat dan Tegas

Sabtu, 17 November 2007 | 09:01 WIB

Samarinda, NU Online
Kalangan pemuda yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus semakin prihatin melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini. Pemimpin yang lemah dan kuatnya intervensi asing ke dalam negeri membuat bangsa Indonesia tak berdaya untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi, politik dan budaya.

Demikian kesimpulan pertemuan dan dialog para pimpinan organisasi kepemudaan dalam acara Festival Pemuda Kepulauan yang digelar oleh Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), di Balai Gubernuran, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (15/11) malam.<>

Dialog yang berlangsung hingga pukul 24.00 tersebut merupakan rangkaian acara bertajuk “Menyangga Retak Nusantara, Menyambung Geo-kultural dan Menegaskan Daulat Kawasan Kepulauan”.

Selain dihadiri delegasi dari 17 negara, tampil sebagai pembicara, antara lain, Ketua Umum PB PMII Hery Haryanto Azumi, Ketua Umum PB HMI Fajar Zulkarnain, Ketua Umum IPNU Idy Muzayyad, Ketua Presidium GMNI Didi Rahmadi, Ketua Umum GMKI Goklas Nababan, Ketua Umum PMKRI Tomy Jematu dan Ketua Umum Hikmabudhi Eko Nugroho.

Ketua Umum PP IPNU Idy Muzayyad, kalangan muda harus segera tampil menggantikan kalangan tua yang hingga kini belum mampu menunjukkan hasil maksimal dalam
memimpin bangsa Indonesia. ”Tapi belum lama ini ada tokoh-tokoh tua berkumpul yang kesimpulannya kalangan muda belum saatnya memimpin. Mereka, katanya, masih mampu,” kata Idy.

Untuk mengatasi berbagai masalah bangsa, katanya, Indonesia harus dipimpin oleh orang yang kuat, dan tidak otoriter. Pemimpin yang ada saat ini kurang kuat. Karena itu, mari kita cari pemimpin yang kuat dan tegas tapi tidak otoriter,” ungkap Idy.

Bukti lemahnya pemimpin hari ini, katanya, salah satunya bisa dilihat dari ketidakmampuan pemerintah memanfaatkan potensi kepulauan dan kelautan yang nilainya luar biasa. ”Kita belum bisa memanfaatkan dengan baik potensi yang ada. Jika potensi kelautan dan kepulauan bisa dioptimalkan, itu akan menjadi kekuatan yang luar biasa,” katanya.

Ketua Umum PB PMII Hery Haryanto mengatakan, pemuda hingga kini masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah dalam mengusung agenda-agenda nasional dan internasional. Padahal, pemuda adalah aset berharga bagi bangsa ini. Harus mengoptimalkan peran pemuda dalam.

”PMII melihat perlunya kepeloporan kaum muda untuk menyusun visi bersama untuk membangun jaringan dan menyusun visi bersama untuk masa depan,” katanya.

Selain itu, Hery juga mengatakan, bahwa masa depan bangsa tergantung kepada cara  pandang pemuda saat ini dalam melihat pentingnya posisi geopolitik global. ”Karena itu, demi ketahanan ekonomi nasional, generasi muda harus menyiapkan kerja sama antarpulau yang bernuansa pengembangan ekonomi. Kita perlu merubah cara pandang dalam melihat Nusantara yang terdiri dari pulau-pulau dan laut,” tuturnya.

Menguatkan pendapat Hery, Ketua Presidium GMNI, Dedi Rahmadi mengatakan, bahwa nusantara adalah sebuah kesatuan sebuah kawasan ekonomi. Dikatakannya, Indonesia terdiri dari banyak pulau yang punya potensi berbeda, tapi saling melengkapi satu sama lain. ”Yang saya pelajari dari ajaran Bung Karno, nusantara adalah sebuah kesatuan ekonomi. Masing-masing pulau potensi masing-masing, tapi bisa saling melengkapi. Jadi, jika dikelola dengan baik, bangsa ini sebenarnya bisa maju,” ungkapnya.

Ketua Umum PB HMI Fajar Zulkarnain mengatakan, kaum muda muda, termasuk kalangan mahasaiswa harus bersatu membangun bangsa, karena cepat atau lambat para tokoh muda saat ini akan tampil menjadi pemimpin di negeri ini. Tanpa, persatuan, katanya, apapun ide dan gagasan pembangunan bangsa tak akan bisa terlaksana. ”Intinya kita harus kalangan muda harus beratu. Kita akan sulit melakukan apa-apa tanpa kebersamaan,” tuturnya.

Senada dengan Fajar, Ketua Presidium GMKI, Goklas Nababan mengatakan, potensi NKRI yang terdiri kepulauan dan kelautan harus dimanfaatkan dengan baik, salah satunya dengan kebersamaan yang digalang oleh kalangan pemuda.”Mari kita bangun bersama-sama bangsa ini dengan potensi kelautan dan kepulauan yang ada. Kalau Amerika bisa maju, kenapa kita tidak. Uni Eropa bisa kuat karena bersatu”  katanya.