Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Institut Tamaddun Alam Melayu Universitas Kebangsaan Malaysia (Itam UKM) menandatangani nota kesepahaman (MoU) bidang pendidikan program pascasarjana.
Pembantu Rektor Bidang Kerjasama IAIN Ar-Raniry Prof Dr HM Hasbi Amiruddin di Banda Aceh, Rabu, mengatakan, kerja sama kedua perguruan tinggi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman para mahasiswa dalam bidang pengetahuan epistimologi Islam Melayu.<>
Selama ini, katanya, program pascasarjana IAINB Ar-Raniry lebih terfokus pada pendidikan, dakwah, fiqih, sejarah dan politik. Kesepakatan kerja sama ini nantinya para mahasiswa dapat mengadakan penelitian dan menulis epistimologi Islam Melayu di masa mendatang.
"Untuk sementara, program ini diselesaikan di Institute Of Malay World and Civilization ITMB UKM," kata Prof M Hasbi didampingi Prof Dr Wan Mohd Nor Wan Daud dan Dr Khalid Muammar A. Harris usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) di ruang rektor IAINB Ar-Raniry Banda Aceh.
Melalui kerja sama ini akan memberi kemudahan kepada mahasiswa, terutama terkait penyediaan pembimbing dari IAIN Ar-Raniry dan tidak harus masuk kelas. Para mahasiswa dibolehkan mengadakan penelitian dan bimbingan di Aceh, sementara seminarnya bisa dipilih di Aceh atau di Malaysia.
"Saya kira, ini merupakan kerja sama yang saling memberi keuntungan bagi kedua perguruan tinggi dan mahasiswa itu sendiri," ujar Hasbi Amiruddin dan menambahkan bahwa kesempatan yang berbuka ini juga membawa dampak positif bagi mempererat hubungan kedua bangsa serumpun.
Kuasa Direktur Itam UKM Prof Dr Wan Mohd Nor Wan Daud mengatakan, program ini penting dilakukan umat Islam di wilayah itu agar semua peradaban Islam Melayu terangkat ke permukaan melalui kajian Ilmiah. Aceh termasuk salah satu daerah yang sarat peradaban Islam.
Ini salah satu tujuan dari kerja sama itu. Kalau peradaban Islam Melayu diteliti oleh muslim Melayu dan dengan pola pikir Melayu akan lebih orisinal hasilnya. Jika Islam Melayu diangkat dengan metodologi berpikir Barat dikuatirkan tidak cukup profesional hasilnya.
Hasbi mengatakan, program ini membuka kesempatan bagi akademisi di bidang sejarah, budaya, filsafat, seni dan pers untuk mengkaji berbagai peninggalan sejarah dan budaya di tanah Melayu, termasuk di provinsi ujung paling barat di Indonesia tersebut.
"Kini sekitar 200 mahasiswa asal Malaysia sedang menuntut ilmu pengetahuan di berbagai fakultas di IAIN Ar-Raniry dan sebaliknya tidak sedikit dosen atau mahasiswa kita mengikuti pendidikan di Malaysia. Jadi, kerjasama ini menjadi perekat kedua perguruan tinggi," tambahnya. (ant/mad)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua