Warta KONFERENSI PERSAUDARAAN MUSLIM DUNIA

Hasyim: Kerjasama dengan Iran Tak Berarti NU Jadi Syiah

NU Online  ·  Sabtu, 19 Desember 2009 | 00:25 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jum’at (18/12) malam di Hotel Sultan Jakarta, mengadakan pertemuan informal dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) seluruh Indonesia yang diundang dalam acara Konferensi Persaudaraan Muslim Dunia.

Di hadapan perwakilan PWNU seluruh Indonesia, Ketua Umum PBNU KH A. Hasyim Muzadi mengatakan, konferensi yang sedang berlangsung merupakan bagian dari kegiatan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) yang diselenggarakan Pra-Muktamar ke-32 NU.<>

“Ada acara ICIS yang bersifat pleno yang mengundang perwakilan ulama dan cendekiawan Muslim seluruh dunia lintas aliran, baik dari Asia maupun Barat, dan ini telah kita adakan 3 kali pada tahun 2004, 2006 dan 2008. Acara kali ini adalah yang parsial-tematik dan mengundang beberapa ulama dan cendekiawan dari Timur Tengah dan Asia Tenggara saja,” kata Hasyim.

Konferensi kali ini berkerjasama dengan At Taqrib Baina Madhahib Al Islamiyah yang berpusat di Iran dan beraliran Syiah. Menurut Hasyim, NU yang beraliran Sunni perlu mempererat hubungan dengan berbagai kelompok Muslim yang ada di dunia.

“Kalau kita kerjasama dengan kelompok Syiah, bukan berarti kita menjadi Syiah. Paling tidak, dengan mengadakan pertemuan dengan kelompok Syiah, kita bisa tahu apa yang mereka mau. Dan posisi kita setara, kita tidak berada di bawah,” kata Hasyim.

Ditambahkan, bulan lalu ICIS juga mengadakan kegiatan workshop kontra terrorism yang dihadiri 90 peserta dari berbagai negara, terutama negara-negara Barat. “Ini juga bukan berarti kita ikut Barat. Perlu dibedakan mana yang masuk ruang tamu, dan mana yang masuk ruang dapur,” kata Hasyim bergurau.

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam itu, berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh ICIS bertujuan untuk menata jaringan internasional NU. Hasyim menegaskan, melalui ICIS, PBNU akan mempromosikan berbagai gagasan NU ke seluruh dunia.

“ICIS ini bertugas mengeksport gagasan, bukan mengimpor. Dan Al-hamdulillah ternyata gagasan NU ini payu (laku, red). NU harus mau berbicara pada setiap orang di dunia. NU tidak bisa mengurung diri,” kata Hasyim.

Acara pertemuan informal dengan perwakilan PWNU ini dipandu wakil Sekjen PBNU Taufiq R. Abdillah dan dihadiri tiga Ketua PBNU, KH Said Aqil Siradj dan H Ahmad Bagdja dan Prof Dr Masykuri Abdillah.

Pertemuan informal ini juga memberikan kesempatan kepada NU Online PBNU untuk mempresentasikan program pembaruan database NU yang akan dilakukan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Lembaga Pelayanan Kesehatan (LPK) PBNU dalam kesempatan itu juga mempresentasikan beberapa program yang akan dijalankan sampai ke daerah-daerah. (nam)