Hasyim: Ingin Bermartabat, Tokoh NU Tak Boleh “Buka Dasar” Sendiri-Sendiri
NU Online · Sabtu, 15 Desember 2007 | 10:00 WIB
Jeddah, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi meminta kepada warga NU mengambil hikmah dan pelajaran dari kekalahan sejumlah kader NU dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di sejumlah daerah, terutama yang terjadi di Bojonegoro, Jatim, baru-baru ini.
"Kekalahan calon Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro yang diusung oleh warga merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk warga dan tokoh NU," ungkapnya kepada NU Online via ponsel di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (15/12).
<>Tokoh NU kelahiran Tuban, Jatim ini berharap warga NU ke depan semakin cerdas dalam mengambil sikap dan tak mudah diadu domba oleh siapa pun terkait Pilkada.âApabila gajah dan gajah berkelahi, pelanduk akan mengambil manfaat di tengah-tengah dan saat ini banyak pelanduk yang menunggu bertarungnya sesama gajah atau diupayakan agar ada pertarungan itu,â katanya.
Lebih lanjut, pengasuh pondok pesantren Al-Hikam, Malang ini, pada masa mendatang apa yang telah terjadi jangan sampai terulang lagi."Saat ini banyak pelanduk yang menunggu bertarungnya sesama gajah atau diupayakan agar ada pertarungan itu," tuturnya.
Dikatakaknnya, jika pada masa mendatang NU ingin semakin bermartabat, maka kunci yang harus dipegang erat, adalah persatuan dan kekompakan antar warga NU.âKalau NU mau bermartabat dan dihargai orang, harus kompak bersatu," katanya.
Kiai Hasyim mengakui, Jawa Timur memang daerah basis kekuatan NU, tapi sekaligus juga menjadi tempat munculnya berbagai masalah. Khusus Lamongan, Tuban, Gresik dan Bojonergoro, katanya, adalah daerah basis NU yang selama ini rawan konflik internal."Tapi memang daerah Tuban, Lamongan, Bojonegoro rawan konflik," ungkapnya.
Karena itu, demi kebaikan NU ke depan, ia berharap kepada semua pihak untuk membenahi kelemahan-kelemahan tersebut."Maka harus diperbaiki bersama-sama dan para tokoh NU jangan suka 'bukak dasar' sendiri-sendiri,â pesannya.
Sayangnya, mantan Ketua PWNU Jatim itu tak menjelaskan maksud ungkapan bahasa Jawa "Bukak Dasar" itu. Namun, istilah tersebut kerap digunakan pada tindakan membuka peluang atau menawarkan barang dengan maksud agar dibeli orang lain.(mkf)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
3
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
4
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
5
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua