Warta

Hasyim Berharap Pemilu Jadi Media Pergantian Kekuasaan

NU Online  ·  Rabu, 29 September 2004 | 10:27 WIB

Jakarta, NU Online
Hasyim Muzadi berharap kegiatan pergantian kekuasaan melalui pemilu merupakan kegiatan rutin bangsa, bukan kegiatan yang selalu penuk ekses. “Kalau setiap pemilu ada ekses, maka Indonesia akan selalu penuh ekses.  Karena setiap lima tahun ada pemilu, belum lagi kalau ada pemilu gubernur, bupati, wakilokta,” ungkapnya dalam acara peresmian klinik Avicenna di Gedung PBNU (28/09).

Dalam perjalanan 59 tahun Indonesia merdeka, baru kali ini, proses pergantian kekuasaan berjalan dengan mulus. Diawali dengan pergantian kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Soeharto, selanjutnya ke Habibie dan terakhir dari Gus Dur ke Megawati, semuanya mengalami ketegangan-ketegangan, bahkan memakan korban jiwa.

<>

Ia berharap bahwa pemilu yang sukses berjalan dengan aman damai tersebut bisa menjadi pendidikan politik bagi masyarakat agar pergantian kekuasaan bisa berjalan dengan damai.

Ditanya tentang nasib koalisi kebangsaan Hasyim nyatakan bahwa ia sama sekali tidak behak menjawab masalah tersebut dan mempersilahkan bertanya langsung ke partai yang terlibat.

“Posisi saya saat ini sebagai ketua PBNU jadi tidak boleh lagi melakukan komentar-komentar secara praktis sehingga mengenai soal koalisi kebangsaan dan sebagainya saya berharap mananyakan langsung kepada partai politik yang bersangkutan, baik Golkar, PDIP, dan PPP,” ungkapnya.

Pengasuh ponpes al Hikam Malang tersebut juga mengaku bahwa ia memang tidak terlibat sama sekali dalam koalisi tersebut karena ini merupakan koalisi lintas partai sedangkan dirinya bukanlah anggota partai politik.

Berkaitan dengan tawaran SBY bahwa NU akan ada kader NU yang didudukkan dalam kabinetnya Hasyim nyatakan bahwa NU bukanlah institusi yang mewakili politik, tetapi jika ada kadernya diminta secara institusional kepada NU, tentu hal tersebut juga akan dibahasnya secara institusional. Namun jika tawarannya tersebut bersifat individual, tentu saja kaitannya secara langsung dengan presiden.

Ditanya tentang kekalahannya membawa dampak negatif terhadap NU Hasyim membantahnya. “Saya sejak awal sudah mengatakan bahwa saya tidak membawa institusi, tetapi institusi memberi hak saya untuk maju, jadi kalau ada jeleknya, itu tanggungan saya, dan kalau memang tentu saja manfaatnya sampai ke NU.(mkf)