Warta

Harus Ada Rehabilitasi Terhadap Gus Dur

NU Online  ·  Kamis, 31 Desember 2009 | 19:04 WIB

Jakarta, NU Online
Desakan agar Gus Dur diangkat sebagai pahlawan nasional layak dipertimbangan pemerintah. Namun yang lebih penting lagi, harus ada rehabilitasi bahwa Gus Dur jatuh dari kepemimpinan nasional bukan karena kasus tertentu.

"Bagi saya yang lebih penting harus ada rehabilitasi secara serius bahwa Gus Dur jatuh dari kekuasaan bukan karena kasus tertentu. Ini penting untuk pelurusan sejarah," kata Andi Arief, mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD), Kamis (31/12).<>

Menurut Andi, seminggu sebelum Gus Dur diimpeach, dirinya dan sejumlah aktivis PRD seperti Faisol Reza dan Haris Moti, sempat bertemu dengan mantan Ketua Umum PBNU tersebut. Mereka berbincang-bincang di sebuah rumah di Jl Irian, Menteng, Jakarta Pusat.

Dalam kesempatan itu Gus Dur yakin posisinya sebagai presiden aman. Sebab menurut Gus Dur, beberapa posisi kunci di TNI dan Polri mendukung dirinya.

"Saya sempat berdebat, sekarang kan era sipil Gus, TNI dan Polri akan menurut apa kata parlemen. Tapi Gus Dur sangat percaya diri, dia bilang tenang saja, sebagian besar (parlemen) masih mendukung dia. Menurutnya tak mungkin ada pengkhianatan," ujar Andi seperti dilansir detik.com.

Namun, sambung Andi, keyakinan Gus Dur itu tidak terbukti. Gus Dur ternyata diimpeach oleh parlemen.

"Gus Dur takzim merenungi kemenangan dan rela menerima kekalahan. Dalam keduanya kita dianugerahi makna demokrasi yang disampaikan dengan indah," kata Andi.

Andi mengaku sangat kehilangan atas kepergian Gus Dur. Namun demikian, dia merasa bersyukur bisa berada di dekat tokoh bangsa itu di saat-saat terakhirnya. Andi masih sempat melihat wajah Gus Dur yang pucat saat dibawa dari lantai 2 menuju lantai 5 gedung Pelayanan Jantung Terpadu RSCM.

"Saya datang bersama Velix Wanggai. Di ruangan saat itu ada Yenny dan suaminya, serta ibu Sinta. Gus Dur adalah pemimpin bangsa yang anti feodalisme dan anti birokratisme, meski dia baru tahap awal karena dilengserkan di tengah jalan," ungkap Andi. (mad)