Hanya Bisa Nangis Barang Tak Bisa Dibawa, Karena Melebihi Ketentuan
NU Online · Senin, 6 Desember 2010 | 15:53 WIB
Jamaah haji Indonesia yang masuk dalam gelombang dua jamaah di Madinah sudah ada yang mulai pulang ke Tanah Air melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah. Dalam proses pemulangan, jamaah banyak membawa tentengan oleh-oleh. Tapi, yang sedih ada banyak jamaah yang nekat membawa oleh-oleh di luar ketentuan yang berlaku.
Jika sudah seperti itu, maka para jamaah harus siap-siap di sweeping petugas Bandara AMAA. Kalau di sweeping, tentu para jamaah banyak yang kecewa bahkan ada yang hingga menangis.
/>
"Saya kasihan juga sama mereka. Saya tanya apa bapak-ibu belum tahu kalau tidak boleh membawa barang terlalu banyak? Jawab mereka tahu, tapi kan kita mau bawa oleh-oleh buat di rumah," kata Kepala Pengamanan Sektor Bandara, Joko Setiono saat ditemui di Bandara AMAA, Madinah, Senin (6/12).
Banyak barang bawaan jamaah seperti tas, sendal, dan yang paling banyak adalah air zam-zam yang harus rela ditinggal di Bandara AMAA Madinah. Barang tercecer (barcer) itu kemudian banyak diangkut ke sebuah gudang di dekat bandara.
"Tadi sejak kloter pertama jalan, sudah ada setengah mobil boks yang bawa barcer ke gudang sekitar sini," kata Joko menjelaskan.
Tentu bagi jamaah yang merasa tak rela kehilangan barang-barang yang sudah dibeli itu hanya bisa menangis. Zam-zam, mainan anak-anak, peralatan makan seperti teko, cangkir dan barang pecah belah lainnya harus rela ditahan petugas di bandara.
"Saya sudah tahu tapi ya mau bawa oleh-oleh aja jadinya nekat," tutur seorang jamaah asal kloter 42 embarkasi Bekasi (JKS) asal Depok saat ditemui. (min)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua