Warta

Hamas-Fatah Tandatangani Perjanjian Rekonsiliasi

NU Online  Ā·  Senin, 24 Maret 2008 | 11:14 WIB

Sanaa, NU Online
Kelompok-kelompok Palestina yang bersaing, Fatah dan Hamas, menandatangani sebuah perjanjian rekonsiliasi yang disponsori Yaman yang berjanji menghidupkan lagi perundingan langsung setelah permusuhan berbulan-bulan, namun perbedaan tetap ada menyangkut masa depan Jalur Gaza.

Kedua kelompok tersebut mengadakan pertemuan lagi di Sanaa pada pagi hari setelah perundingan yang diluncurkan pekan lalu oleh Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh hampir runtuh beberapa kali.

<>

"Kami, para utusan Fatah dan Hamas, menyetujui prakarsa Yaman sebagai kerangka kerja untuk memulai lagi dialog antara kedua gerakan tersebut untuk mengembalikan situasi Palestina ke keadaan sebelum insiden-insiden Gaza," demikian sebuah deklarasi yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut.

Deklarasi Sanaa itu, yang ditandatangani oleh perunding utama Hamas Moussa Abu Marzouk dan pejabat senior Fatah Azzam al-Ahmed, juga mengukuhkan "persatuan rakyat, wilayah dan pemerintah Palestina".

Prakarsa Yaman itu menetapkan situasi Jalur Gaza kembali ke keadaan sebelum Hamas merebut daerah itu pada Juni setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Fatah telah menyatakan, mereka setuju mengadakan perudingan rekonsiliasi langsung dengan Hamas hanya jika kelompok pejuang garis keras itu melepaskan cengkeramannya atas Gaza, yang menjadi tempat tinggal 1,5 juta orang Palestina.

Seorang pejabat Hamas mengatakan, Sabtu, kelompok itu meminta agar kondisi sama berlaku di Tepi Barat yang diduduki Israel, dimana Pemerintah Palestina yang dipimpin Fatah membubarkan pemerintah yang dipimpin Hamas dan menangkap sejumlah pendukung Hamas.

Perbedaan mengenai ketentuan utama tetap ada, namun Ahmed mengungkapkan harapan bahwa Yaman akan menetapkan tanggal bagi perundingan baru yang akan merancang rincian pelaksanaan perjanjian tersebut.

"Kami berharap melaksanakan prakarsa Yaman itu dan menggalang persatuan nasional Palestina," katanya kepada wartawan.

Saleh menekan pihak-pihak Palestina untuk memulai perundingan langsung pada awal April dan mengatakan, Yaman akan memita pertemuan puncak Arab di Damaskus pada 29-30 Maret untuk mensahkan prakarsa itu menjadi sebuah rencana bersama Arab.

Upaya-upaya sebelumnya untuk merujukkan kelompok-kelompok Palestina tersebut, termasuk sebuah kesepakatan yang disponsori Arab Saudi yang dicapai di kota suci Mekkah pada 2007, telah gagal. (ant/too)