Warta

Habib Luthfy: Banyak Bencana karena Jauh dari Ulama

Sab, 16 April 2011 | 03:03 WIB

Pekalongan, NU Online
Terjadinya berbagai musibah di tanah air seperti meletusnya gunung merapi, tanah longsor, banjir bandang, kebakaran, hingga wabah ulat bulu tidak lain karena umat manusia khususnya umat Islam sudah meninggalkan para ulama. Akibat dari jauhnya kita dengan para ulama, Allah kemudian mencabut 'barokahnya' dari segala hal yang diciptakannya.

Kalau tidak ingin terjadi berbagai musibah yang menimpa manusia, maka tidak ada cara lain harus dekat dengan para ulama, karena ulama adalah 'warosatul anbiya'. Demikian dikatakan Habib Muhammad Luthfy bin Ali bin Hasyim bin Yahya, Rais Am Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah saat memberikan tausiyah di hadapan ribuan jama'ah kegiatan peringatan maulidurrasul SAW putaran ke-34 yang digelar di Desa Gapuro, Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Jawa Tengah Jum'at malam (15/4).
;
Dikatakan, sebagai pewaris nabi, para ulama punya peran sangat penting dalam menyatukan ummat manusia di berbagai belahan dunia. Akan tetapi kini peran para ulama mulai dimarginalkan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintahnya sendiri.

"Terjadinya berbagai musibah di tanah air disebabkan oleh ulah manusia sendiri baik karena tidak ramah dengan alam juga karena jauh dengan ulama sehingga Allah mencabut barokahnya," ujar Habib Luthfy.

Habib Luthfy mencontohkan beberapa kasus yang terjadi di tanah air seperti krisis pangan, krisis kepercayaan dan krisis moralitas disebabkan peran ulama mulai dikurangi, bahkan cenderung dihapuskan.

kegiatan peringatan maulid nabi menurut Habib Luthfy adalah upaya mendekatkan ummat dengan para ulama habaib bersama sama membaca sejarah Nabi Muhammad SAW untuk dapat diamalkan dalam kehidupan sehari hari.

Saat ini ada upaya upaya yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan systematis agar umat Islam khususnya jauh dari para ulama, yakni dengan cara membid'ahkan kegiatan maulid bahkan ada pula yang mengharamkan, ujarnya.

Sementara itu menurut Wakil Sekretaris PWNU Jawa Tengah H Arja' Imroni, yang hadir di majelis maulidurrasul kepada NU Online mengatakan, terjadinya berbagai musibah di tanah air dan korupsi merajalela, karena mereka yang melakukan tidak mencontoh perilaku rasulullah.

Dikatakan, Rasulullah memiliki rasa malu yang luar biasa, hidup sederhana dan memiliki moralitas yang juga luar biasa. Korupsi merajalela disebabkan mereka tidak punya rasa malu dan ingin hidup yang bermewah mewah tanpa dilandasi akhlakul karimah. Maka Allah pun menurunkan adzabnya kepada manusia tanpa pilih kasih dan kita yang tidak melakukan korupsi juga kena dampaknya. (miz)