Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi sosial-keagamaan dihadapkan pada berbagai persoalan dalam mencapai tujuan mulianya. Dalam pandangan KH Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Sholah ada dua persoalan utama yang menjadi tantangan NU untuk memperbaiki kinerjanya.
“Yang paling berat itu soal organisasinya. Masalah organisasi kalau kita membandingkan NU dengan organisasi lain yang lebih kecil itu sama seperti membandingkan Indonesia dengan Malaysia. Malaysia itu kecil tapi berdaya guna, sementara Indonesia besar tapi kurang berdaya guna” ujarnya mengawali.<>
Ditemui kontributor NU Online Wahhib Putra Pamungkas di rumahnya komplek Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Senin (31/8), Gus Sholah menyatakan, NU memiliki banyak sekali kader yang pandai dalam berbagai bidang kemampuan, hanya saja selama ini potensi itu belum tergarap secara maksimal.
Padahal jika pengelolaan organisasi ini bisa dijalankan dengan baik salah satu imbasnya bisa memperbaiki bidang amal usaha dan itu bisa mengurangi ketertarikan orang pada politik yang selama ini menjadi primadona, “Kita juga butuh profesional-profesional di bidang lain,” ujarnya.
Sejauh ini kita belum memiliki kepandaian untuk memanfaatkan sekian puluh juta warga untuk menjadi suatu kekuatan ekonomi.
Permasalahan selanjutnya yang menjadi tantangan NU adalah tentang menipisnya ruh jihad. Dalam pandangan adik kandung Gus Dur ini, idealnya seseorang bergelut di NU tidak perlu menanyakan apa yang bisa didapat melainkan apa yang mampu diberikan untuk NU. Ini sudah dicontohkan oleh generasi awal pendiri-pendiri NU yang berjuang secara ikhlas untuk organisasi.
Menurut Gus Sholah, Muslimat, salah satu badan otonom NU bisa dijadikan acuan. “Contohnya sekarang banyak kok. Di NU itu ada banom yang jalan namanya Muslimat dan itu luar biasa,” katanya.
Sementara terkait maraknya isu seputar tantangan dari Wahabi dan beberapa kelompok garis keras yang lain, Gus Sholah menaggapi dingin. “Kita pusingin Wahabi ngapain? Hizbut Tahrir kan juga punya hak untuk tumbuh, yang perlu kita lakukan kan justru mengurus umat kita sendiri bagaimana supaya mereka terus tumbuh dan bisa berdaya guna dengan baik,” katanya. (nam)
Terpopuler
1
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua