Dalam sejarahnya, tempat utama perjuangan Nahdlatul Ulama itu di rakyat. Dahulu, jika rakyat memiliki masalah dengan penguasa atau pengusaha, maka NU tampil untuk membela yang lemah, yang biasanya rakyat. Sekarang kenyataannya sudah berbalik. NU lebih senang di belakang penguasa dan pengusaha.
Demikian diungkapkan Wakil Rais Aam PBNU, KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, dalam acara Halaqah Aswaja dan pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep periode 2010-2015, di PP Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura (6/11).<>
Selain Gus Mus, turut hadir Ketua PBNU, Kacung Marijan, KH Abdul Ghafur Maimun, perwakilan PWNU Jatim, para pengasuh pesantren, bupati Sumenep, aktivis lembaga, dan badan otonom, serta pengurus MWC NU se-kabupaten Sumenep.
Menurut Gus Mus, NU akan terus bisa memainkan perannya, jika kehadirannya memberikan manfaat bagi warganya. Modal sosial NU sudah ada. “Dengan jumlah pengikut yang mencapai 50 juta, jika ini diorganisir, maka peran NU akan lebih efektif,” kata Gus Mus.
“Jika NU tak mampu memberikan manfaat, jangan disalahkan kalau warganya dimanfaatkan oleh orang lain,” lanjut Gus Mus sambil menunjuk fenomena sebagian anak muda NU yang nyeberang ke organisasi radikal. Gus Mus mengajak PCNU Sumenep untuk men-jam’iyah-kan jama’ah.
Sementara itu, Bupati Sumenep, KH Busyro Kariem, dalam sambutannya menyatakan bahwa NU harus menjadi pioner dalam melakukan pendampingan pada masyarakat di lapisan paling bawah. Dalam hal ini, Pemda Sumenep di bawah kepemimpinannya siap bekerjasama dengan NU. Bahkan bupati yang baru terpilih ini menegaskan akan membantu NU jika berniat membangun rumah sakit. “Sayang, di Sumenep yang mayoritas masyarakatnya NU, justru yang punya rumah sakit organisasi lain,” ungkapnya.
Dia juga mengharap agar NU tetap setia mengawal nilai-nilai tawasuth, i’tidal, tasamuh, dan tawazun dalam konteks kebangsaan yang plural. Radikalisme agama yang akhir-akhir ini menguat harus disikapi secara serius oleh NU.
Adapun susunan PCNU Sumenep periode 2010-2015 untuk jajaran Syuriah, KH. Ahmad Basyir AS sebagai rais. Sementara KH Taufiqurrahman FM, KH Ramdan Siradj, Habib Ali Zainal Abidin, KH Aminuddin Jazuli, K Hafidzi Syarbini, KH Rasyidi, HM. Badar Bachabazy, duduk sebagai wakil rais. Katib diisi oleh KH Zainur Rahman Hamam, sementara KH Washil hasyim, K Imam Hendriadi, KH Khalilullah, K Chairul Anam duduk sebagai wakil katib.
HA. Pandji Taufiq adalah ketua tanfidziyah, dan wakil ketua Rusly, Nurhadi Moekri, Habib Ja’far, H Dauri, K Muslih Ali Wafa. Sekretaris A. Dardiri Zubairi, dengan wakil sekretaris Moh. Ilyas, Suhaidi RB. Nurul Hidayat dan Yusuf Efendy menempati bendahara dan wakil bendara.(drd/hh)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
4
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
5
Badai Perlawanan Rakyat Pati
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua