Warta

Gus Mus: Jadikan NU Jam’iyah Melawan Terorisme dan Korupsi

NU Online  ·  Senin, 2 November 2009 | 07:13 WIB

Kudus, NU Online
Gerakan terorisme yang melanda Indonesia akhir-akhir ini memang sangat meresahkan. Efek yang ditimbulkannya membawa dampak negatif yang tidak sedikit. Seluruh elemen bangsa menginginkan tak ada lagi teror di negeri ini.

Di sisi lain, korupsi juga makin marak dan sulit tertanggulangi. Untuk itu, NU harus menjadi Jam’iyah untuk melawan kedua penyakit ini. Demikian disampaikan KH Mustofa Bisri (Gus Mus).<>

Hal itu disampaikannya dalam acara halaqah Ulama Se Jateng dan DIY di ponpes Raudlotul Thalibin Kudus, Ahad (1/11). Menurut mustasyar PBNU ini, perang melawan teroris dapat terlaksana ketika warga Nahdliyin bersatu menjadi jam’iyah. “Bersatu bukan sekadar sebagai jama’ah, tetapi jam’iyah,” tegasnya.

Jam’iyah, lanjutnya, berarti menjadikan NU sebagai organisasi yang mengikat dan berwibawa. “Kalau jama’ah kan hanya sebagai perkumpulan saja, meski ada program kegiatan terencana, tidak akan terlaksana, karena tidak mempunyai kepatuhan. Antara pimpinan pusat dengan daerah tidak kompak,” jelasnya.

Gus Mus, menceritakan bahwa sebelum NU terbentuk pada 1926, telah terbentuk perkumpulan-perkumpulan ulama diberbagai daerah di Indonesia yang berpikir progresif untuk bangsa. Maka, agar perkumpulan-perkumpulan itu mempunyai daya dorong nyata terhadap bangsa, dibentuklah NU.

“Agar pemikiran-pemikiran itu terwujud, maka dibentuklah jam’iyah,” kata kiai yang juga penyair ini.

Dengan jam’iyah, Gus Mus menjelaskan bahwa terorisme dan korupsi dapat dilawan. “Persatuan dan kesatuan dalam jam’iyah akan menghalau segala rintangan. Ya, kembali ke jam’iyah lagi,” tukasnya. (zak/dib)