Mataram, NU Online
Mantan Ketua Umum PBNU, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan siap menjadi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
"Saya sendiri berpendapat, saya tidak boleh menjadi Rais Aam, karena saya bukan ahli fiqih, yang ahli fiqih itulah yang patut menjadi Rais Aam," katanya kepada wartawan ketika bersilaturrahmi dengan pimpinan Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu, Lombok Tengah, Tuan Guru Haji (TGH) Lalu Turmudzi Badaruddin, di Bagu, Kamis petang.
<>Dikatakannya, "Itu pendapat saya sendiri, nanti kita lihat dalam muktamar, kalau muktamar mengharuskan saya menerima keputusannya, saya akan jalani demi NU".
Gus Dur mengatakan, kalau memang dirinya dipercaya oleh muktamar menjadi Rais Aam, maka dia akan meminta KH Mustofa Bisri menjadi Ketua Umum Dewan Tanfidziyah PBNU. "Selain itu, Wakil Ketua Rais Syuriyah, KH Tolchah Hasan, Wakil Ketua Tanfidziyah, Cecep Syarifuddin," katanya.
Cucu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari ini mengaku sebenarnya dirinya diperintahkan kyai sepuh KH Abdullah Faqih (Langitan Tuban, Jawa Timur) agar membuat organisasi baru yang Insya Allah diikuti semua orang, bernama ’NA’ (Nahdlatul Awam) atau kebangkitan orang awam.
"KH Abdullah Faqih memerintahkan saya kalau terjadi kecurangan, maka kita bikin organisasi baru yang namanya ’NA’ atau kebangkitan orang awam, mengingat ulama tidak dikasih tempat dan tidak bisa hidup," ujar Gus Dur.(an/mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
4
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
5
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
6
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
Terkini
Lihat Semua